Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Garap Pasar Anak Muda, Perajin Batik Ciptakan Busana Ready To Wear Bermotif Minimalis

Perajin batik berbahan pewarna alami asal Semarang Zie Batik membidik segmen anak muda dengan menawarkan pakaian siap pakai atau ready to wear.

Penulis: moh anhar | Editor: moh anhar
Kolase foto Instagram @empu_for_sustainable_fashion
Koleksi busana ready to wear Zie Batik yang diperagakan model saat momen Imlek 2022 di Kelenteng Tay Kak Sie, Gang Pinggir, Kota Semarang, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Perajin batik berbahan pewarna alami asal Semarang Zie Batik membidik segmen anak muda dengan menawarkan pakaian siap pakai atau ready to wear.

Hal itu dikembangkan UMKM yang kini tengah mempersiapkan diri mengikuti ajang promosi di Dubai Expo pertengahan Februari 2020 mendatang.

Marheno Jayanto, pemilik Zie Batik mengatakan, pertimbangan produksi pakaian ready to wear berbahan kain batik ini didasari keinginan anak muda yang lebih praktis.

Mereka lebih memilih pakaian yang siap pakai daripada harus membeli selembar kain, lalu diserahkan pada penjahit.

Baca juga: BI Dorong Pesantren Jadi Penggerak Penguatan Ekonomi Syariah

Baca juga: Pembukaan Penerbangan Internasional di Bali Jadi Momen Kebangkitan Ekonomi

Dengan membeli produk ready to wear, konsumen anak muda bisa lebih hemat waktu, hemat biaya, dan bisa langsung memilih model pakaian yang disukai

"Bila saya sedang mengikuti ajang pameran, saya amati peluang pasar dan keinginan konsumen seperti apa. Kalau anak muda itu inginnya yang sederhana. Pakaian jadi yang ketika beli, langsung siap pakai, motifnya simpel, model pakaiannya juga simpel," kata Marheno, kepada Tribunjateng.com, Minggu (06/02/2022).

Sebelumnya, Zie Batik ini fokus produksi kain batik cap dan tulis dengan menggunakan pewarna berbahan alami.

Bahan pewarna alami ini didapatkan dari olahan tanam-tanaman, misalnya daun, batang, buah, ataupun akar.

Galeri sekaligus workshop Zie Batik ini berada di Kampung Malon RT 03 RW 06 Kelurahan Gunungpati, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

Aminah Hadi Zainal Abidin, Ketua Tim Penggerak PKK Probolinggo, Jawa Timur  saat berkunjung di Galeri Zie Batik Semarang, Jumat (04/02/2022).
Aminah Hadi Zainal Abidin, Ketua Tim Penggerak PKK Probolinggo, Jawa Timur saat berkunjung di Galeri Zie Batik Semarang, Jumat (04/02/2022). (Zie Batik Semarang)

Hasil karya produksi Zie Batik ini terpajang di galeri, berupa kain, pakaian jadi, dan kerajinan tangan lainnya.

Dalam pengembangan produk pakaian jadi, Marheno yang mulai menekuni usaha batik sejak 2006 ini menggandeng warga sekitar galeri sebagai penjahit.

Awalnya, ia mengolah kain batik untuk diproduksi jadi masker. Ini mengingat, saat pandemi, kebutuhan masker begitu tinggi.

"Saat awal, ada 5-8 penjahit yang ikut membantu dalam memproduksi masker kain batik ini," kata Marheno.

Kehadiran penjahit ini menambah tenaga kerja pembatik yang sudah ada sebelumnya. Seiring perjalanan waktu, produk yang dikerjakan para penjahit pun dikembangkan. Sekarang, bukan hanya produksi masker, tapi juga produksi pakaian jadi.

"Ini hikmahnya pandemi bagi kami. Pandemi tidak lantas usaha menurun, tapi tetap bisa terus berkembang. Awalnya bikin masker, lalu berkembang bikin pakaian jadi. Tenaga kerja yang terserap juga bertambah. Apalagi sekarang sudah ada ruang galeri yang lebih representatif untuk memajang produk. Jadi harus bisa membuat produk beragam untuk mengisi galeri ini."

Bersama sang istri, Zazilah, Marheno mengusung konsep desain pakaian jadi yang simpel. Agar lebih menarik minat anak muda, motif batik yang dikembangkan bukan tema klasik, melainkan cenderung kontemporer, abstrak, dan minimalis.

Selain teknik batik, motif kain juga mengusung teknik shibori dan ecoprint.

"Baju-baju itu yang mendesain istri. Ada kemeja, outer, atasan kimono dengan konsep unisex, yang bisa dipakai pria dan wanita," tambahnya.                            

Untuk harga jual pakaian jadi ini, produk Zie Batik dipasang banderol mulai Rp 475 ribu. Dalam pemasarannya, selain di galeri di Semarang, Marheno kerap mengikuti pameran di berbagai kota.   

"Alhamdulillah, selama pandemi, pameran ada terus. Beberapa terakhir yang saya ikuti di Festival Joglosemar di Borobudur dan Jakarta; Mangrove Week 2021 di JCC Jakarta, dan kota-kota lain, termasuk juga di mal-mal Semarang," katanya.

Baca juga: Kisah Pengusaha Keriyes Rembang, Suka Coba-coba Olah Ikan, Omsetnya Ngalahin PNS

Baca juga: Inilah Sosok Pongky Majaya Pemilik Smart Cakrawala Aviation Pengganti Susi Air di Kalimantan Utara

Ia pun berharap, ke depan, bisa terus berkarya dengan menghasilkan produk-produk yang beragam.

Saat ini, ia menyiapkan produk-produk sarung, yang tentunya dengan paduan motif yang cocok untuk dikenakan.

"Karena ini mendekati Lebaran 2022, saya ingin mendesain sarung batik. Tentunya dengan kekhasan Zie Batik yang menggunakan bahan pewarna alami," paparnya. (*)      

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved