Berita Viral
Detik-detik Kecelakaan Maut Bus di Imogiri Bantul yang Tewaskan 13 Orang, Ini Temuan KNKT
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi kecelakaan maut bus Gandhos Abadi di Imogiri, Bantul
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi kecelakaan maut bus Gandhos Abadi di Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Plt. Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Ahmad Wildan menyampaikan ada beberapa hal yang pihaknya lakukan dalam proses investagasi tersebut.
Pihak KNKT mengikuti rute bus yang dilalui yakni dari Tebing Breksi, Sky View, sampai Bukit Bego.
Baca juga: Kecelakaan Mobil hingga Terbakar di Senen, Polisi Berhasil Identifikasi 1 Korban
Baca juga: Netizen China Marahi Polisi saat Dr Li Wenliang Wafat, Peringatannya tentang Corona Terbukti
Menurutnya, jalan yang dilalui bus tersebut sebenarnya kurang aman untuk dilalui sebuah bus besar baik lebar maupun elemen vertikalnya.
Pihaknya masih akan mendiskusikan dengan pihak Bina Marga dan Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kami ini sebenarnya belum menyimpulkan apapun dari investigasi. Yang saya sampaikan faktual dengan temuan di lapangan," ucapnya saat di Kantor Dishub Solo, Selasa (8/2/2022).
Menurutnya, pihak KNKT sudah memeriksa kendaraan. Pertama adalah sistem rem.
Menurutnya pada sambungan-sambungan kompresor dan tabung angin pada rem, tidak ada masalah dan tidak ada kebocoran.
"Anginnya masih ada. Semua sistem berjalan baik. Bus itu secara fungsional dia bisa mengerem. Tidak ada masalah teknis," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pemeriksaan roda. Alur ban memenuhi syarat, gap kampas dan tromolnya.
Menurutnya, ambang batasnya masih normal. Biasanya kalau tidak normal di atas satu milimeter.
Sekali lagi, lanjut dia, untuk masalah roda juga itu masih layak digunakan baik dari alurnya maupun gap kampas. Itu temuan di kendaraan yang terkait di sistem rem.
"Masalahnya kegagalan pengereman. Yang kami lakukan adalah pemeriksaan sistem rem," ungkapnya.

Kemudian, pihaknya memeriksa saksi, yakni pembantu pengemudi. Saksi menjelaskan saat dari atas, pengemudi menggunakan gigi tiga.
"Karena itu, kendaraan meluncur dengan cepat. Pada saat di sana, jalan menurun dan banyak tikungan. Setiap tikungan pengemudi melakukan pengereman berkali-kali," tuturnya.
Dilihat rem belakang nyala terus tetapi masih melaju dengan cepat. Artinya saat turun, bus melakukan pengereman yang panjang.
"Mendekati titik jatuh, pengemudi kesulitan mengerem, karena tidak bisa mengerem, akhirnya dia memindahkan gigi dari 3 ke 2. Itu tidak mungkin terjadi. Pasti akan masuk ke gigi netral," tuturnya. (*)