Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Perlu 3 Pekan, Habiskan Jutaan untuk Umpan, Ini Kisah Pria Asal Sragen Taklukkan Buaya Berkalung Ban

Buaya berkalung ban ini sudah terlihat sejak 2016. Sejak itu banyak yang berupaya menangkap dengan niat menolong melepaskan ban di leher buaya

Editor: muslimah
ISTIMEWA / via kompas.com
Buaya berkalung ban bekas terlihat di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, pada 15 Januari 2020. 

TRIBUNJATENG.COM - Buaya berkalung ban ini sudah terlihat sejak 2016. Sejak itu banyak yang berupaya menangkap dengan niat menolong melepaskan ban di leher buaya.

Mulai dari Panji Petualang, dua pakar pemerhati buaya dari Australia, Matt Wright dan Christ Willson, hingga terakhir Foresst Galante dan Tim Discovery Channel.

Namun, tak ada satu pun yang mampu menangkap buaya tersebut.

Hingga akhirnya warga bernama Hili asal Sragen datang dan mampu menaklukkan buaya tersebut.

Baca juga: Hubungan Gelap Janda Pelakor Berujung di Jeruji Besi, Setelah Warga Temukan Bayi yang Dibuang

Baca juga: Kesan Pertama Marc Marquez dan Pembalap MotoGP Lainnya Begitu Tiba di Lombok, Ini Unggahan Mereka

Berkenalan dengan pria asal Sragen Jawa Tengah yang menangkap seekor buaya berkalung ban di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Aksi Tili pria berusia 35 tahun itu viral, setelah berhasil menangkap buaya berkalung ban, Senin (7/2/2022) malam.

Nama Mas Gili (34) warga asal Sragen (baju merah), Sulawesi Tengah, bergaung di sekitar lokasi penangkapan buaya berkalung ban.
Nama Mas Gili (34) warga asal Sragen (baju merah), Sulawesi Tengah, bergaung di sekitar lokasi penangkapan buaya berkalung ban. (TRIBUNPALU.COM)

Dikutip dari Tribun Palu, Tili ternyata baru sekitar 4 bulan tinggal di Kota Palu.

"Disini (Kota Palu, red) sekitar baru 4 bulan," ungkap Tili.

Pun demikian, saat ini Tili sudah memilik E-KTP dengan alamat Kota Palu.

Ada cerita di balik penangkapan buaya berkalung ban.

Ternyata ada kocek pribadi yang dikeluarkan Tili.

Uang pribadinya itu digunakan untuk membeli umpan seperti ayam, burung merpati dan bebek untuk memancing buaya.

"Habis uang sekitar Rp 4 juta, kalau ayam sekitar 35 ekor sama merpati," ujarnya.

Ia menuturkan, menggunakan tali dengan panjang sekitar 300 meter.

Namun kini tersisa hanya 100 meter, disebabkan dicuri.

l
Seekor buaya muara (Crocodylus porosus) dengan ban yang menjerat lehernya terlihat di sungai Kota Palu, Selasa (20/9/2016). Pihak konservasi setempat terus berupaya melakukan penyelamatan buaya berukuran sekitar 4 meter dengan ban yang melilit lehernya sejak tahun 2016 tersebut. (AFP PHOTO/ARFA)

"Pokoknya kalau tali ada sekitar 300 meter dan tinggal 100 meter dicuri orang tapi saya ikhlaskan," tuturnya.

"saya jeratnya pakai tali kapal karena tidak ada modal makanya saya sambung-sambung saja," tambah Tili.

Dia menjelaskan, semua biaya untuk penangkapan ini menggunakan uang pribadi miliknya.

"saya kan modal sendiri, uang Rp 4 juta saya jalankan disini," pungkasnya.

Dipuji warga lebih hebat dari Panji Sang Petualang

Nama Tili mendadak harum.

Warga sekitar bahkan menyebut Tili lebih hebat daripada Panji Sang Petualang karena berhasil melepas ban yang melilit buaya sepanjang 4 meter.

Tili menjelaskan, dirinya ternyata sudah tiga pekan berniat menangkap buaya berkalung ban itu.

Setiap sore, dia memasang melempar umpan yang terikat tali ke sungai sekitar.

Ujung tali lainnya diikat pada batang kayu besar yang ada di sekitar sungai untuk memudahkannya menarik buaya saat umpan itu berhasil.

l
Buaya Berkalung Ban di Kota Palu, Sulawesi Tengah yang viral akhirnya ditangkap, Senin (7/2/2022) malam. (Istimewa)

 

"Kadang umpannya merpati, kadang ayam," kata Mas Gili sambil memegang ban yang dilepas dari buaya.

Tili memasang umpannya dan berhasil menangkap buaya.

Dia tak sendiri, warga setempat yang menonton aksi Tili turut membantu.

"Saya memang mau menangkapnya karena kasihan.

Buaya itu terlilit ban selama bertahun-tahun," ucapnya.

Saat buaya berhasil ditarik ke darat, Tili pun dengan sigap mengikat buaya itu.

"Sempat lepas dua kali dari umpan, setelah magrib bari berhasil," katanya

Tili mengungkapkan dirinya terlebih dahulu menangkap anak dari buaya berkalung ban tersebut.

"Anaknya buaya ini saya tangkap disana (tengah sungai, red) pakai perahu rakitan saya, Sudah 4 hari saya tangkap anaknya buaya ini," ungkap Tili.

Pria asal Sragen ini menjelaskan, alasannya untuk melepaskan ban dari leher buaya disebabkan tidak tega melihat binatang terikat-ikat.

"Saya memang tidak suka ada binatang terikat-ikat saya tidak suka dari dulu, biar ular saya kase lepas," tuturnya.

"ini kemauannya saya sendiri, karena saya merasa kasihan dan saya mau buktikan bisa menyelamatkan buaya ini," tambah Tili.

Pria berusia 35 tahun itu pun mengatakan, buaya berkalung ban ini dianggap seperti temannya.

l
Penampakan Ban yang Melilit Leher Buaya Viral di Palu (TRIBUNPALU.COM/SUTA)

 

"ini buaya saya anggap seperti teman," ujarnya.

Pakai gergaji lepas jeratan ban

Warga berinisiatif untuk melepas ban yang melilit leher buaya sepanjang 4 meter tersebut.

Mereka memotong ban dengan cara menggergaji.

Butuh bantuan beberapa orang, untuk melepas ban tersebut.

Berikut video pelepasan ban dari leher buaya Kota Palu yang viral di media sosial:

Tribunnews.com

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved