Wawancara Khusus
WAWANCARA : Amir Machmud NS, Ketua PWI Jateng: Jurnalisme Digabung TI Jadi Kekuatan Besar
KETUA Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah, Amir Machmud NS hadir di Studio Tribun Jateng.
Tidak kami ubah karena kami tahu itulah kebutuhannya. Tetapi ada satu hal yang kami gagas, kemungkinan akan kami lakukan tahun kedua ini, di periode 2021-2025.
Kami ingin agar profesi wartawan tetap diminati anak-anak muda. Karena mereka inilah masa depan sumber daya kewartawanan nantinya.
Caranya bagaimana agar anak muda tertarik dengan profesi wartawan?
Nanti kami buat magnet-magnet. Kebanggaan menulis, menyiarkan. Termasuk menyiarkan secara audio-visual.
Sekarang ini kan konten di medsos seperti video youtube, podcast, dan lain-lain bisa dimodifikasi ke arah media mainstream. Ketika proses penginformasian juga terverifikasi dengan standar jurnalistik.
Ketika ada harapan yang menjanjikan bahwa profesi ini bukan tanpa masa depan, artinya secara kesejahteraan memiliki harapan, pasti fresh graduate akan berpikir untuk memasuki profesi ini.
Awal pandemi saya sempat khawatir. Tapi perkembangan saya lihat ada hal-hal yang memberi harapan.
Uji Kompetensi Wartawan caranya seperti apa?
UKW diadakan mulai 2012, semakin berkembang. Sekarang Dewan Pers punya banyak lembaga uji. Ada PWI, AJI, IJTI juga lembaga uji dari kampus.
Bagusnya adalah, wartawan yang memang betul-betul menekuni profesi diminta untuk merekonstruksi pekerjaan sehari-harinya. Membuktikan bahwa punya kompetensi.
Sesuai tantangan keadaan, UKM meliputi dua sisi, kompetensi teknis dan etis. Itu yang diujikan.
Untuk level Muda ada 10 soal. Salah satu soal dengan durasi terpanjang tentang hukum pers dan kode etik jurnalistik.
Demikian pula untuk level madya dan utama. Anggota kami dorong ikut.
Dengan syarat tertentu. Di antaranya media tempat bekerja berbadan hukum. Kemudian sudah jalani profesi wartawan paling tidak dua tahun.
Seberapa sering UKW dilaksanakan?