Kesaksian Orang yang Selamat dari Tragedi Pantai Payangan: Saya lari
Kesaksian orang yang selamat dari tragedi ritual maut di Pantai Payangan Kabupaten Jember.
TRIBUNJATENG.COM, JEMBER - Tragedi ritual maut di Pantai Payangan Kabupaten Jember masih membekas di ingatan Bayu.
Dia adalah korban yang selamat.
Nasibnya lebih mujur daripada belasan orang yang meninggal.
Kegiatan ritual di Pantai Payangan Kecamatan Ambulu, Jember, Jawa Timur yang digelar Minggu (13/2) dini hari memakan korban jiwa.
Sebanyak 24 warga Jember (sebelumnya diberitakan 23 orang) terseret ombak Pantai Payangan di
Kecamatan Ambulu.
Mereka adalah rombongan padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara.
Mereka menggelar ritual khusus di kawasan pantai.
Peristiwa tersebut berawal saat 24 orang berangkat dari Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi untuk menggelar ritual di area Pantai Payangan dan Watu Ulo.
Warga yang ikut ritual berasal dari berbagai kecamatan di Jember, dan tergabung dalam padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara.
Mereka tiba di kawasan pantai pada Sabtu (12/2) pukul 23.30 WIB.
Rombongan kemudian mempersiapkan diri untuk melakukan ritual bersama di pinggir pantai.
Bayu menjelaskan, mereka datang untuk melakukan ritual berupa meditasi di tepi
Pantai Payangan, Jember.
"Meditasi,"kata Bayu.
Menurutnya, mereka melakukan meditasi di pinggir laut.
Namun, saat itu tiba-tiba ombak besar datang dan menyeret rekannya.