Berita Semarang
Kelompok Pemuda dari Caffe Sajen dan PSMTI Rayakan Valentine Membantu Lansia di Wisma Rela Bhakti
Sekelompok anak muda dari Caffe Sajen merayakan hari kasih sayang dengan cara berbeda.
Penulis: budi susanto | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Jika kebanyakan anak muda merayakan hari kasih dengan hura-hura.
Sekelompok anak muda dari Caffe Sajen Semarang merayakan hari kasih sayang dengan cara berbeda.
Bersama Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), para pemuda tersebut menyambangi Wisma Rela Bhakti di Jalan Padi Utara Kota Semarang.
Kedatangan para pemuda dan PSM

TI ke Wisma Rela Bhakti untuk merayakan hari kasih sayang dengan cara berbagi ke lansia yang ada di wisma tersebut.
Berbagai bahan makanan, barang elektronik hingga kursi roda disumbangkan oleh para pemuda dari Caffe Sajen ke wisma tersebut.
Menurut Nathanael Budi, perwakilan dari Caffe Sajen Semarang, hari kasih sayang tak harus dirayakan dengan cara memberikan coklat ke pasangan, atau datang ke suatu pesta.
"Kami ingin merayakan hari kasih sayang dengan cara berbagi, untuk itu kami kedatangan dan berbagai semampunya ke lansia di Wisma Rela Bhakti ini," jelasnya, Senin (14/2/2022).
Sementara itu, Ketua PSMTI, Dewi Susilo Budiharjo, yang juga hadir di Wisma Rela Bhakti menuturkan, ingin mengajarkan anak-anak muda berempati terhadap lansia.
"Valentine bukan selalu dimaknai dengan bunga atau coklat, justru membantu sesama dan harus menundukkan kepala ke orang yang lebih tua lebih bermakna, termasuk membantu pada lansia di wisma ini," paparnya.
Selain itu, Dewi juga menuturkan, visi misi membantu sesama untuk menjadikan bangsa Indonesia lebih baik juga diusung dalam kegiatan tersebut.
"Apapun kegiatan yang berhubungan dengan sosial, sebisa mungkin kami hadir, untuk menjunjung visi misi PSMTI yaitu membantu sesama untuk menjadikan bangsa Indonesia lebih," imbuhnya.
Adapun Cahyono, Ketua Wisma Rela Bhakti, tak menyangka anak-anak muda bersama PSMTI datang dan membantu wisma yang diisi 10 lansia tersebut.
"Saya tak menyangka mereka membantu kami, bahkan puji tuhan di saat mesin cuci di wisma rusak, mereka datang membawa mesin cuci baru," paparnya sembari berkaca-kaca.
Cahyono menjelaskan, Wisma Rela Bhakti tak pernah meminta bantuan dalam bentuk apapun, karena pengurus wisma berkeyakinan tangan tuhan selalu terbuka menolong hamba yang membutuhkan.
"Wisama ini berdiri hampir 29 tahun, puluhan tahun berjalan kami tidak pernah meminta bantuan ataupun menyodorkan proposal. Kami berkeyakinan tuhan sudah mengatur semuanya. Kami berterimakasih kepada semua pihak termasuk pemuda dari Caffe Sajen dan PSMTI yang memperhatikan kami," imbuhnya. (*)