Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banjarnegara

Beda Pemakaian Kaca Mata dengan Alat Bantu Dengar, Simak Ini Baik-baik

Alat bantu dengar ternyata tidak dianjurkan dipakai terus menerus kecuali saat digunakan. 

Penulis: khoirul muzaki | Editor: sujarwo
Dokumentasi Pribadi
Ilustrasi. Anggota Komisi VII DPR RI dari PKS, Bukhori Yusuf, menyerahkan secara simbolis bantuan alat bantu dengar bagi difabel dan RTLH di Kota Semarang, kemarin. 

TRIBUNBANYUMAS. COM, BANJARNEGARA - Berbeda pemakaian kaca mata untuk alat bantu penglihatan, alat bantu dengar ternyata tidak dianjurkan dipakai terus menerus kecuali saat digunakan. 

Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher (Sp THT KL) Rumah Sakit Islam Banjarnegara (RSI) dr Supriyo SpTHT KL meminta masyarakat tidak asal menggunakan alat bantu dengar jika ada keluhan tuli.

Supriyo menegaskan alat bantu dengar berbeda dengan kacamata. Kacamata jika digunakan terus menerus akan semakin baik.

Berbeda dengan alat bantu dengar, alat ini digunakan hanya saat dibutuhkan saja, untuk membantu komunikasi.

“Filosofinya alat bantu dengar dengan kacamata itu beda. Kalau kacamata semakin sering dipakai akan semakin baik. Kalau alat bantu dengar tidak seperti itu, alat ini hanya digunakan saat dibutuhkan untuk membantu komunikasi saja,” katanya, Kamis (17/2/2022) 

Supriyo mengatakan, kacamata digunakan oleh mata kanan dan kiri akan semakin bagus walaupun yang rusak hanya satu di antaranya. 

Sedangkan untuk alat bantu dengar, jika rusaknya satu telinga, cukup hanya satu saja yang menggunakannya.  Ia mengatakan, untuk kasus tuli, jika tuli bawaan lahir, maka sulit untuk disembuhkan.

Ini bisa dikarenakan adanya kerusakan pada bagian telinga, baik saat masih dalam kandungan, yang disebabkan oleh virus, atau asupan gizi yang kurang saat ibu hamil.

“Kalau tuli bawaan lahir atau kongenital susah sembuhnya. Solusinya sekolah di sekolah luar biasa agar mampu berkomunikasi dengan baik. Dengan komunikasi non verbal,” terangnya.

Ia juga mengharapkan masyarakat meminimalisir penggunaan headset yang terus terusan, atau bekerja dengan kebisingan. Karena hal ini bisa memicu rusaknya alat pendengaran. (*)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved