Fokus : Selamat Datang Endemi

Oleh Erwin Ardian

Wartawan Tribun Jateng

Sinyal berakhirnya pandemi Covid-19 mulai terlihat ketika dampak varian Omicron tak begitu fatal dan mengganggu aktivitas warga.

Meski penularannya diklaim lima kali lebih cepat dari varian Delta, dari data yang ada terbukti varian Omicron tak semenakutkan varian Delta yang mencapai puncak pertenganan tahun 2021 lalu.

Tanda-tanda pelonggaran tampak ketika Presiden Joko Widodo terus menggenjot pemberian vaksin virus corona (Covid-19). Pemerintah yakin vaksinasi menjadi salah satu kunci menurunkan status pandemi Covid-19 menjadi endemi.

Sudah dua tahun ini kita mengalami kondisi pandemi, badai Covid-19 terjadi serempak dimana-mana, bahkan di seluruh dunia. Covid makin menakutkan karena jumlah penderita yang meninggal cukup banyak.

Endemi adalah penyakit yang muncul dan menjadi karakteristik di wilayah tertentu, misalnya penyakit malaria di Papua.

Contoh penyakit endemi lainnya di Indonesia yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini akan selalu ada di daerah tersebut, namun dengan frekuensi atau jumlah kasus yang rendah.

Dengan kata lain, jika Covid sudah menjadi endemi, tak perlu ada ketakutan berlebihan karena frekuensinya rendah tak ubahnya seperti penyakit biasa, dan mudah diobati. Tentu kita berharap alur kehidupan yang sudah dua tahun terganggu karena covid, berangsur pulih seperti sebelum ada pandemi Covid.

Kabar gembira itu datang dari negara-negara di wilayah Eropa. Mereka mulai mencabut pembatasan Covid-19 saat negara-negara di Benua Biru mengalami serbuan varian Omicron.

Mereka yang mulai melepas masker antara lain, Inggris, Denmark, Irlandia, Belanda menyusul Prancis dan Norwegia. Pemerintah negara-negara yakin Omicron tak lagi dianggap berbahaya karena sudah melalui puncak dan angka vaksinasi termasuk booster yang cukup tinggi.

Bagi Indonesia, untuk memasuki masa endemi ada syarat mutlak yang wajib dilakukan. Vaksinasi, dipadukan dengan penerapan protokol kesehatan di masyarakat menjadi wajib.

Pemerintah berpedoman kasus kematian pasien Covid-19 varian Omicron saat ini didominasi orang-orang yang belum menerima vaksin.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan warga yang meninggal selama penyebaran varian Omicron berasal dari tiga kelompok.

Pertama mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, kedua warga lanjut usia, dan ketiga warga yang belum menerima vaksinasi lengkap ataupun baru menerima satu dosis vaksin.