Berita Blora
Jerit Perajin Tempe di Blora karena Naiknya Harga Kedelai, Kartini: Perhatikan Rakyat Kecil
Dampak melonjaknya harga kedelai sangat dirasakan perajin tempe seperti Kartini (49).
Penulis: ahmad mustakim | Editor: sujarwo
TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Dalam beberapa pekan terakhir, harga kedelai terus melonjak naik.
Dampaknya sangat dirasakan perajin tempe seperti Kartini (49) yang berasal dari Desa Purworejo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora.
Sebagai perajin dirinya merasa resah dengan kondisi bahan baku utama ini mengalami kenaikan.
“Sebenernya agak resah ya, kalau di desa itu kan dinaikkan harganya kan nggak bisa. Paling banter itu ukurannya yang dikurangi, ya maklum lah karena orang desa dinaikkan sulit mas,” ungkapnya kepada tribunmuria.com saat didatangi di rumahnya, Senin (21/2/2022).
Dikatakannya, harga kedelai per hari ini sudah mencapai Rp 11.100,- per kilogramnya.
“Sebelumnya naik terus, dari 10 ribu,20 ribu, lima ribu, naik terus.Per karung itu harganya Rp 500.000,-kurang Rp 5 ribu. Terus naik Rp 510.000,-, Rp 520.000 terakhir ini Rp 555.000,- terakhir naik Rp 20.000,-,” paparnya.
Ibu dua anak ini mengaku membeli bahan baku kedelai ini di Primer Koperasi Produsen TempeTahu Indonesia (Primkopti) Blora yang berada di Kelurahan Jenar dengan harga sudah Rp 555.000,- per sak.
“Kami mohon dari pemerintah, diperhatikanlah rakyat kecil, harga kedelai dinaikkan tiap hari naik, kan masyarakat juga resah juga, kasian yang jualan gorengan, dikecilin makin kecil, dinaikkan nggak mau,” terangnya.
“Apalagi minyak goreng juga naik, nanti kalau disuruh mogok jualan gimana penghasilan dari mana, ini untuk kepentingan sehari-hari,” tandasnya.
Dirinya mengaku setiap harinya menghabiskan 10 sampai 12 kilogram untuk membuat tempe. Penjualannya sendiri pun baru mencakup wilayah Desa Purworejo sendiri
“Keuntungan per hari Rp 30.000,- an lah,” ujarnya singkat.
Untuk satu kilogram kedelai dirinya mampu membuat 17-20 bungkus tempe.
Tak hanya itu dirinya juga menjelaskan caranya membuat tempe tersebut.
“Pertama kedelai di rebus sampai mengembang, setelah itu kita plosoti (diinjak agar kedelai pecah,digiling istilahnya), dibersihkan dari ampasnya, setelah itu diendapkan semalaman kurang lebih 8 jam, paginya kita rebus kembali,” jelasnya.
“Kemudian kita tiriskan sampai dingin istilahnya, baru nanti kta kasih ragi tempe, langsung dimasukkan plastic ¼ kg. kalau nggak dingin nggak bisa. ditunggu semalam lagi. Untukukuran packing tergantung perajinnya,” imbuhnya.
Proses pembuatan tempe miliknya dua kali perembusan, sebab banyak perajin cara membuat tempe hanya 1 kali perebusan. Tentunya hasil dan kualitasnya berbeda dan ketahanan/keawetan tempe nya berpengaruh.
“Proses 2 kali perembusan tempe bisa bertahan sampai 3-4 hari, kalau hanya 1 kali perebusan tidak bisa bertahan lama,” pungkasnya. (*)