Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kedelai dan Minyak Goreng Bikin Produsen Tahu Cilacap Mumet Pol-polan

Kenaikan harga kedelai sebagai bahan utama pembuatan tahu tentunya menjadi masalah bagi para produsen tahu.

Tribun Jateng/ Pingky Setiyo Anggraeni
Sutirah (55) produsen tahu asal Desa Kamulyan, Kecamatan Bantarsari, Cilacap. Senin (21/02/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Kenaikan harga kedelai sebagai bahan utama pembuatan tahu tentunya menjadi masalah bagi para produsen tahu.

Tak sedikit produsen tahu yang mengeluh akibat kenaikan harga kedelai saat ini. 

Salah satunya yaitu Sutirah (55) produsen tahu asal Desa Kamulyan, Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap yang sudah memprodukasi tahu selama 26 tahun. 

Sutirah menceritakan bahwa saat ini dirinya sebagai produsen tahu sedang kesusahan dengan adanya kenaikan harga kedelai.

"Susah banget mba sekarang, udah kedelai naik, minyak yang buat goreng tahu susah dicari, pokoknya susah lah pedagang tahu kaya saya,ya nambah modal mba buat beli kedelai" kata Sutirah, Senin (21/02/2022).

Walaupun mengalami kenaikan harga kedelai, namun hingga hari ini  Sutirah belum mengurangi jumlah produksi tahu miliknya.

Setiap harinya ia memproduksi 22 papan tahu dengan bahan baku 1 kwintal kedelai. 

Sutirah juga mengaku belum berani mengecilkan ukuran tahu, namun ia mensiasatinya dengan mengurangi isi perbungkus.

"Kalo ngecilin tahu sih engga, cuma perbungkusnya saya kurangi isi, misal yang dulu 7 sekarang 6, bingung sih minyak naik, kedelai naik," jelasnya.

Sutirah menjual jenis tahu goreng dengan harga Rp 1500 perbungkus yang berisi 6 biji, dimana semula berisi 7 biji. 

Menurut cerita Sutirah, tak sedikit pembeli yang memprotes mengenai perubahan isi tahu dalam perbungkusnya. 

Perubahan isi tahu ternyata juga mempengaruhi penjualan tahunya di pasaran, seperti hari ini tahu Sutirah harus membawa pulang dagangannya. 

"Ya agak berkurang, ini nyisa 3 papan sama 1 box tahu yang mateng (tahu goreng), udah waktunya pulang ya ngga kejual," katanya.

Mengenai harga jual Sutirah juga enggan menaikkan, karena menurutnya akan membuat pembeli lari. 

"Ngga berani naikin harga, nanti pada kabur yang beli, ini kurangin isi aja, harga tetap perbungkus 1500 rupiah, tapi isi dikurangi," jelasnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved