Forum Guru
OPINI Sri Hartati : Menyambut Kurikulum Merdeka Belajar Saat Krisis Pembelajaran Siswa
DUNIA pendidikan saat ini mengalami krisis pembelajaran yang signifikan seiring dengan pandemi yang belum tahu kapan berakhirnya.
Setelah ada sekolah penggerak diperoleh data bahwa sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 dan kurikulum transformasi, mengalami learning loss sebanyak 90 %, sedangkan sekolah yang menggunakan kurikulum merdeka belajar (kurikulum prototipe 2022) mengalami learning loss sebanyak 10 % (Totok Suprayitno).
Perbandingan hasil riset yang sangat signifikan karena penggunaan kurikulum merdeka lebih relevan, interaktif dan tidak memberatkan semua pihak.
Tidak ada lagi peserta didik yang tidak tuntas karena kebanyakan materi. Sebab materi pembelajarannya disesuaikan dengan SDM yang ada.
Tidak ada lagi jurusan peminatan IPA, IPS dan Bahasa bagi siswa SMA selama dua tahun, serta tidak ada lagi beban fisik dan psikis guru dalam menulis administrasi.
Semuanya plong bebas merdeka, se-merdeka kurikulum yang baru saja diluncurkan, dan sekolah bebas memilih kurikulum yang ditawarkan oleh pemerintah sesuai kemampuannya.
Otonomi sekolah
Dengan demikian wajar jika terjadi otonomi sekolah dalam penerapan kurikulum. Hal ini dikarenakan tiap sekolah bebas memilih satu dari tiga opsi kurikulum alternatif yang sudah diberikan pemerintah, apakah menggunakan kurikulum 2013, kurikulum transformasi ataukah kurikulum merdeka belajar.
Tergantung dari kesiapan dan kemantapan masing-masing sekolah sebab tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun alias merdeka dalam memilih kurikulum di sekolahnya.
Tetapi masih dengan satu visi misi yang sama yaitu menormalkan kembali kondisi pendidikan nasional agar tidak terjadi learning loss yang berkepanjangan, dan kehilangan satu generasi penerus bangsa akibat pandemi. Pada akhirnya sekolah bebas memilih kurikulum sesuai kondisi dan otonomi masing-masing agar pembelajaran normal seperti semula. (*)
Baca juga: OPINI Ummi Nuamah : Membangun Konsistensi Gen-Z dalam Mengawal Pemilu
Baca juga: OPINI Urip Triyono : Mendadak Temperamen, Ada Apa?
Baca juga: OPINI Aminuddin : Ancaman Regenerasi Koruptor
Baca juga: OPINI RIBUT LUPIYANTO : Wadas dan Ujian Kepemimpinan Ekologis