Berita Ekonomi Bisnis
Ngatno Terpaksa Jual Rp 20 Ribu di Kendal, Kulakan Minyak Goreng Harus Sepaket Produk Lain
Ngatno harus menyiapkan modal lebih besar dari biasanya jika ingin mendapatkan minyak goreng, utamanya minyak goreng dengan merk Hemart.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: deni setiawan
Seperti contoh, jika pedagang ingin mendapatkan minyak goreng dua karton, harus belanja produk lain minimal Rp 600.000, dan seterusnya.
Dia pun tidak habis pikir dengan skema yang diberikan suplayer kepada pedagang.
Ngatno ingin bisa berjualan minyak goreng dengan nyaman dan mudah, tanpa adanya aturan yang berbelit-belit dan memberatkan.
"Karena modal saya juga besar, saya pun jualannya cari untung."
"Satu liter minyak goreng saya jual Rp 20.000."
"Enggak saya paketkan dengan produk lain," ujar dia.
Pedagang lain, Jamilatun juga merasakan hal serupa.
Tapi, dia tidak dikenakan wajib belanja oleh suplayer minyak goreng bermerk Sunco.
Jamilatun dikenakan wajib beli produk sabun mandi batangan setiap pembelian minyak goreng dengan nota terpisah.
Seperti contoh, Jamilatun terakhir kali membeli minyak goreng merk Sunco 10 karton dengan harga di atas HET.
Ia pun menjualnya kembali dengan harga Rp 20.000 per liter.
Kata dia, dari pembelian 10 karton minyak goreng, suplayer memberikan 7 paket sabun batangan berbagai merk.
Setiap paketnya berisi 4 biji, dengan jumlah total 28 batang sabun.
Tujuh paket sabun mandi itu bukan menjadi bonus atas pembelian 10 karton minyak goreng.
Jamilatun harus membayarnya dengan nota yang berbeda dengan harga Rp 2.333 per batang.