Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penanganan Corona

Innalillahi, Sudah Ada 80 Balita Meninggal Selama Dua Bulan, Sejak Omicron Datang di Indonesia

Berdasarkan temuan data pada umumnya, balita yang meninggal akibat terinfeksi Covid-19 diakibatkan mereka memiliki penyakit bawaan.

Editor: deni setiawan
Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Dalam kurun waktu dua bulan atau periode Januari hingga Februari 2022, setidaknya sudah ada 80 balita meninggal dunia akibat terpapar virus corona.

Itu merupakan data Kemenkes dalam laporan perkembangan kasus Covid-19, khususnya sejak varian Omicron masuk ke Indonesia pada awal tahun ini.

Baca juga: Kemenkes: Warga yang Telat Divaksin Dosis Kedua Lebih dari 6 Bulan Akan Lakukan Vaksinasi Ulang

Baca juga: Kemenkes: 2,4 Juta Orang Harus Divaksin Ulang

Baca juga: Kemenkes Jelaskan Kriteria Pasien Dinyatakan Selesai Isolasi dan Sembuh dari Omicron

Baca juga: Kemenkes Belum Bayar Tunggakan ke RS Covid-19 Rp25 Triliun

Dalam keterangan yang dikutip dari GridHealth.id, Kamis (24/2/2022), Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menerangkan, berdasarkan data per 19 Februari 2022 ada 2.484 pasien meninggal terinfeksi Covid-19.

Sebanyak 53 persen di antaranya merupakan warga lanjut usia (lansia) dan 53 persen sisanya warga nonlansia.

Namun Nadia mengatakan, secara pasti data mengenai 3 persen balita usia 0-5 tahun meninggal dunia.

“Tidak ada informasi lebih lanjut."

"Mungkin bisa menanyakan kepada para klinisi langsung di rumah sakit," kata Nadia.

Berdasarkan temuan data pada umumnya, balita yang meninggal akibat terinfeksi Covid-19 diakibatkan mereka memiliki penyakit bawaan.

Biasanya yang paling banyak dilaporkan adalah kelainan jantung, kelainan imunitas, pneumonia, serta kanker darah.

Untuk itu, Nadia meminta agar orangtua tetap disiplin terhadap protokol kesehatan 5M Covid-19, baik di rumah maupun saat ke luar rumah.

Seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.

"Penyebab pada anak-anak dikarenakan kamu tahu varian Omicron cenderung tidak bergejala sehingga mempercepat terjadinya penularan ataupun klaster keluarga," kata dia.

Nadia juga memberikan penjelasan, dari data sampel 2.484 pasien Covid-19 yang meninggal selama gelombang Omicron di Indonesia.

54 persen di antaranya dilaporkan memiliki komorbid atau penyakit penyerta, sementara 46 persen tanpa komorbid.

Dari data itu juga didapatkan, pasien Covid-19 yang meninggal, 27 persen di antaranya sudah menerima vaksin primer lengkap dosis 1 dan 2.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved