Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Konflik Rusia dan Ukraina

5 Negara yang Resmi Mendukung Rusia Serang Ukraina, Bagaiman Sikap China?

Presiden China Xi Jinping menelepon Putin pada Jumat (25/2/2022), meminta Rusia bernegosiasi dengan Ukraina

Editor: muslimah
Aris Messinis / AFP
Seorang wanita yang terluka berdiri di luar sebuah rumah sakit setelah pemboman kota Chuguiv di Ukraina timur pada 24 Februari 2022. 

TRIBUNJATENG.COM - 5 Negara yang Resmi Mendukung Rusia Serang Ukraina, Bagaiman Sikap China?

Setidaknya ada lima negara yang mendukung invasi Rusia ke Ukraina, tak lain dan tak bukan adalah sekutu Moskwa sendiri.

Negara pendukung Rusia tersebar di Eropa, Asia, hingga Amerika Latin.

Berikut adalah daftar lima negara yang mendukung Rusia invasi Ukraina.

1. Belarus

Sebagai sekutu Rusia dan yang posisinya paling dekat dengan negara itu serta berbatasan langsung dengan Ukraina, Belarus mendukung langkah Vladimir Purin melakukan invasi.

Meski membantah tentaranya ikut-ikutan menyerbu Ukraina, pasukan Rusia dilaporkan bergerak dari perbatasan Belarus menuju Ukraina.

Belarus juga masih menampung sekitar 30.000 tentara Rusia yang ikut latihan militer bersama mereka awal bulan ini.

"Penerbangan Rusia dikendalikan dan dipandu oleh pesawat A-50 yang dikerahkan dari wilayah Minsk di wilayah udara Belarus dan Republik Otonomi Crimea yang diduduki sementara," menurut keterangan Kedutaan Besar Ukraina di Indonesia, Jumat (25/2/2022).

Presiden Belarus Alexander Lukashenko adalah sekutu dekat Putin.

2. Myanmar

Junta Myanmar pada Jumat (25/2/2022) mendukung invasi Rusia ke Ukraina, dengan menyebut langkah itu menunjukkan posisi Moskwa sebagai pemimpin dunia.

Rusia adalah salah satu sekutu utama dan pemasok senjata ke para jenderal Myanmar.

Mereka juga berulang kali melindungi negara yang dilanda kudeta itu di PBB.

Juru bicara junta Zaw Min Tun mengatakan, militer Rusia melakukan hal yang benar demi keberlanjutan kedaulatan negara mereka.

"Rusia menunjukkan posisinya kepada dunia sebagai kekuatan dunia," ujarnya dalam pernyataan yang dikutip AFP.

Jenderal Min Aung Hlaing pernah berkata kepada Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, tentara Myanmar menjadi salah satu yang terkuat di kawasan berkat bantuan negaranya, menurut kantor berita TASS.

3. Suriah

Dalam panggilan telepon kepada Putin pada Jumat (25/2/2022), Presiden Suriah Bashar Al-Assad memuji invasi Rusia ke Ukraina.

Dikutip dari AFP Assad mengatakan, keputusan Putin itu adalah untuk mengoreksi sejarah.

"Presiden Assad menekankan bahwa apa yang terjadi hari ini adalah koreksi sejarah dan pemulihan keseimbangan dalam tatanan global setelah jatuhnya Uni Soviet," ujar kantor kepresidenan Suriah.

Assad juga mengatakan, "Suriah mendukung Federasi Rusia berdasarkan keyakinannya bahwa posisinya benar dan karena menghadapi ekspansionisme NATO adalah hak Rusia".

Suriah adalah sekutu setia Rusia yang melakukan intervensi dalam perang saudara Suriah pada 2015, dengan meluncurkan serangan udara untuk mendukung pasukan rezim Assad.

4. Venezuela

Dikutip dari KompasTren, Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Selasa (22/2/2022) menyatakan dukungan penuh kepada Rusia dalam menghadapi sikap agresif yang diambil oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

"Venezuela mengumumkan semua dukungannya untuk Presiden Vladimir Putin dalam membela perdamaian di Rusia, rakyatnya, dan tanah airnya. Semua dukungan kami untuk Presiden Putin!,” kata Nicolas Maduro dikutip dari TeleSUR, Rabu (23/2/2022).

"Perdamaian Rusia adalah perdamaian dunia dan kami akan mempertahankannya. Rusia dan semua orang di dunia harus dihormati,” imbuhnya.

5. Kuba

Kuba bersama Suriah, Nikaragua, dan Venezuela adalah empat negara paling awal yang menyatakan dukungan saat Putin mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk, dua wilayah separatis pro-Rusia di Ukraina.

Bagaimana dengan China?

Meski termasuk sekutu Rusia, China tampak berhati-hati menanggapi konflik Rusia Ukraina, dan menolak menyebutnya invasi atau mengecam tindakan Putin.

Presiden China Xi Jinping menelepon Putin pada Jumat (25/2/2022), meminta Rusia bernegosiasi dengan Ukraina.

"Situasi di Ukraina timur mengalami perubahan yang cepat ... (dan) China mendukung Rusia serta Ukraina untuk menyelesaikan masalah melalui negosiasi," menurut pembacaan telepon dari TV negara China CCTV yang dikutip AFP.

Penting untuk "meninggalkan mentalitas Perang Dingin, mementingkan dan menghormati keamanan semua negara, dan membentuk mekanisme keamanan Eropa yang seimbang, efektif serta berkelanjutan melalui negosiasi," lanjut Xi Jinping.

Netralitas China juga ditunjukkan dengan komentar Menteri Luar Negeri Wang Yi kepada para pejabat senior Eropa pada Jumat (25/2/2022), bahwa China menghormati kedaulatan Ukraina.

Di sisi lain, dia menilai kekhawatiran Rusia tentang ekspansi NATO ke timur harus ditangani dengan benar.

Akan tetapi China--bersama UEA dan India--abstain dalam rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang membahas perang Rusia vs Ukraina. (Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved