Berita Sepak Bola
Aksi Viral Kapten BB Erzurumspor, Tolak Kenakan Kaus Solidaritas Ukraina, Aykut Demir: Tidak Adil
Aksi yang dilakukan Aykut Demir bukan karena dirinya mendukung invasi Rusia ke Ukraina, melainkan karena dia mempunyai alasan khusus.
TRIBUNJATENG.COM, TURKI - Sebuah potret sedang hangat dalam perbincangan publik pecinta sepak bola.
Terlihat dalam sebuah momentum, klub Liga Turki, BB Erzurumspor berbaris jelang peluit panjang kick off laga digelar.
Dalam barisan tersebut, nampak ada pembeda.
Baca juga: Organisasi Asal Turki Suplai Bantuan Makanan untuk Warga Ukraina
Baca juga: Membanggakan, Mahasiswa FK UMP Purwokerto Praktik di RS Turki
Baca juga: Bareskrim Geram Indra Kenz ke Turki Jelang Diperiksa, Korban Binomo Khawatir Barang Bukti Hilang
Baca juga: Jelang Diperiksi Polisi, Indra Kenz Berobat ke Turki: Besok Malam Balik ke Jakarta
Satu pemain klub tersebut tidak mengenakan kaus bertuliskan Savasa Hayir No War, dimana maksudnya sebagai bentuk solidaritas terhadap Ukraina atas invasi militer yang sedang dilakukan Rusia.
Pemain yang dimaksud itu adalah sang kapten BB Erzurumspor, Aykut Demir.
Karena ramai jadi bahan perbincangan, Aykut Demir pun mencoba menjelaskan alasannya menolak untuk mengenakan kaus solidaritas untuk Ukraina tersebut.
Aykut Demir memang sedang mendadak ramai diperbincangkan menyusul aksinya menolak mengenakan kaus yang berisi pesan solidaritas untuk Ukraina saat BB Erzurumspor kalah 0-1 dari Ankaragucu, Minggu (27/2/2022).
Seperti diketahui, Rusia telah menginvasi Ukraina selama lebih dari sepekan atau tepatnya sejak 24 Februari 2022.
Guna memberikan dukungan kepada Ukraina, banyak klub dan pesepak bola dari seluruh dunia berbondong-bondong menyuarakan dan memakai atribut perdamainan.
Namun, Aykut Demir justru enggan ikut bersolidaritas.
Aksi itu dilakukan Aykut Demir bukan karena dirinya mendukung invasi Rusia ke Ukraina, melainkan karena dia mempunyai alasan khusus.
Bek berusia 33 tahun menilai publik internasional tidak adil karena kurang perhatian terhadap konflik yang terjadi di Timur Tengah.
"Ribuan orang meninggal setiap hari di Timur Tengah," ucap Demir seperti dikutip dari BolaSport.com, Kamis (3/3/2022).
"Saya juga merasa sedih."
"Saya berbagi rasa sakit dengan orang-orang yang tidak bersalah."