Berita Sepak Bola
Celaka, Nasib Chelsea Malah Mengambang, Proses Penjualan Belum Rampung, Aset Abramovich Dibekukan
Untuk memastikan Chelsea dapat terus bersaing dan beroperasi, pemerintah Inggris mengeluarkan lisensi khusus yang memungkinkan jadwal dipenuhi.
TRIBUNJATENG.COM, INGGRIS - Jalan panjang tampaknya bakal dialami dalam proses penjualan Chelsea pasca pernyataan resmi dari sang pemilik Roman Abramovich.
Tak semulus yang dibayangkan, kini justru nasib klub berjuluk The Blues tersebut seperti menggantung, jalan terjal sedang ada di depan mata.
Pasalnya, di sela proses penjualan klub itu, Roman Abramovich terlebih dahulu memperoleh sanksi berat yang dijatuhkan oleh Pemerintah Inggris.
Celaka karena seluruh aset pengusaha asal Rusia tersebut dibekukan sementara waktu.
Lantas bagaimana nasib The Blues?
Baca juga: Hasil Watford Vs Arsenal, The Gunners Menang 3-2, Mendekat ke Chelsea
Baca juga: Abramovich Jual Chelsea, Respon NGolo Kante: Kami Tidak Siap
Baca juga: Ini Lima Koleksi Barang Mewah Roman Abramovich, Konglomerat Asal Rusia yang Jual Chelsea
Baca juga: Puja-puji Media Italia Kepada Tammy Abraham Pasca AS Roma Kalahkan Atalanta, Pemain Singgung Chelsea
Pemerintah Inggris memberikan sanksi kepada tujuh pengusaha asal Rusia, termasuk pemilik Chelsea, Roman Abramovich.
Pengumuman soal pemberian sanksi kepada Roman Abramovich itu disampaikan Pemerintah Inggris dalam laman resminya pada Kamis (10/3/2022) sore.
Selain Abramovich, pengusaha lainnya yang mendapatkan sanksi adalah Oleg Deripaska (pemilik saham di En+ Group), Igor Sechin (Kepala Eksekutif Rosneft), Andrey Kostin (Ketua Bank VTB).
Alexei Miller (CEO perusahaan energi Gazprom), Nikolai Tokarev (Presiden perusahaan pipa milik negara Rusia Transneft), dan Dmitri Lebedev (Ketua Dewan Direksi Bank Rossiya).
Sanksi yang diterapkan Pemerintah Inggris berupa pembekuan aset, larangan transaksi individu dan bisnis Inggris, larangan perjalanan, dan sanksi transportasi.
Menurut pernyataan Pemerintah Inggris, sanksi itu diberikan kepada Abramovich lantaran sang taipan memiliki koneksi dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan, tidak ada tempat berlindung yang aman bagi mereka yang telah mendukung serangan Rusia yang dipimpin Putin terhadap Ukraina.
"Sanksi adalah langkah terbaru dalam dukungan tak tergoyahkan Inggris untuk rakyat Ukraina," kata Boris Johnson, dikutip dari BolaSport.com, Kamis (10/3/2022).
"Kami akan kejam dalam mengejar mereka yang memungkinkan pembunuhan warga sipil, penghancuran rumah sakit dan pendudukan ilegal sekutu berdaulat," ujarnya.
Sanksi dari Pemerintah Inggris itu diterapkan di tengah upaya Abramovich untuk menjual Chelsea.