Berita Sragen
Cerita Warga Sragen yang Bangun Rumah di Atas Tempat Pemakaman Umum, Mau Gali Kolam Nemu Tulang
Sejumlah rumah warga di RT 029/RW 09, Kampung Krapyak, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen dibangun di atas kompleks permakaman umum
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN – Sejumlah rumah warga di RT 029/RW 09, Kampung Krapyak, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen dibangun di atas kompleks permakaman umum.
Kompleks permakaman yang jadi hunian itu diperkirakan mulai dibangun rumah pada tahun 1970-an.
Kala itu, ada satu warga yang menghuni wilayah itu yang dikenal dengan nama Harjo Rusman atau Harjo Pawira.
Mbah Harjo meninggal pada 2014 lalu di usia 86 tahun.
Baca juga: 6 Lokasi Angker di Banyumas Banyak Cerita Bikin Merinding, Hingga Disebut Ada Kerajaan Kuntilanak
Baca juga: Pemkab Sragen akan Selenggarakan Safari Ramadan 2022, Bupati: Tetap dengan Prokes
Baca juga: Banjir Landa 56 Desa di Kebumen Terparah Dalam 21 Tahun Terakhir, Ini Pemicunya
Kesaksian pembangunan rumah pertama di kompleks pemakaman umum itu disampaikan, Yatno (57).
Yatno merupakan anak kelima dari 10 bersaudara dari Mbah Harjo.
Dia menuturkan mulai anak kelima Mbak Harjo dilahirkan di lingkungan pemakaman umum kala itu.
Masih teringat jelas di benaknya, ketika sang ayah membangun rumah disekelilingnya masih berupa makam.
Selain itu juga terdapat rumpun bambu.
"Dulu waktu membangun rumah pertama di sekeliling masih banyak makam.
Sebelah selatan wilayah ini dulu ada peternakan babi dan masih banyak rumpun bambu.
Makam ini dulu dikenal dengan sebutan makam Baben dan terkenal angker," terangnya.
Setelah pembangunan rumah ayahnya, sejumlah warga akhirnya mengikuti membangun di komplek pemakaman tersebut. Dia menyebut setidaknya ada 15-16 rumah berdiri di atas makam.
Termasuk rumah Yatno, tanah yang ia tinggali merupakan peninggalan Mbah Harjo.
Beberapa waktu lalu, masih ada sejumlah nisan di teras rumahnya.
Namun sudah diratakan dan dibangun teras.
Di samping rumah Yatno masih ada lahan kosong yang diyakini warga setempat merupakan makam tetapi sekarang sudah rata dengan tanah.
"Kebun samping rumah Mas Yatno itu masih angker. Dulu saat menggali tanah untuk membuat kolam ternyata masih menemukan tulang-tulang jenazah yang dimakamkan."
"Akhirnya ditimbun lagi. Lalu malamnya yang membuat kolam itu didatangi arwah yang meninggal itu," jelas adiknya Yatno, Tatik (47).
Tatik menjelaskan rumah yang ditempati Yatno sudah pernah dikontrakkan.
Setidaknya ada tiga keluarga yang tinggal di rumah Yatno tetapi tidak ada yang kuat.
Dia mengatakan hanya Yatno dan keluarganya yang kuat tinggal di rumah itu karena masih keturunan Mbah Harjo Rusman.
Tatik menyampaikan sekarang banyak rumah hunian yang menempati lahan yang dulunya kompleks Makam Baben, sehingga tidak aneh bila sering muncul penampakan-penampakan saat malam hari.
Hingga saat ini, Tatik mengaku masih diganggu oleh makhluk tak kasat mata.
Tatik menceritakan tentang adanya warga yang video call menjelang magrib.
Pada layar handphone tersebut ketika dicek ternyata ada penampakan perempuan cantik berambut panjang di belakangnya.
Sejak itu, kata dia, jarang ada warga yang bermain video call mulai magrib ke atas.
Tatik yang juga mantan ibu RT tersebut melanjutkan dari sekian lahan yang dihuni warga, hanya lahan kosong dan rumah Yatno yang belum bersertifikat hak milik.
Baca juga: Link Live Streaming Arsenal vs Liverpool, Kick Off 03.15 WIB Peluang Tempel Manchester City
Baca juga: Unnes Terbaik Pertama Implementasi SAKIP dan Terbaik Ketiga Kinerja Anggaran Kemendikbudristek
Baca juga: Link Live Streaming Juventus vs Villarreal di Liga Champions, Penentuan Nasib Wakil Liga Italia
Padahal Yatno sudah menempati tempat itu selama kurang lebih 27 tahun dan rutin membayar pajak bumi dan bangunan selama 20 tahun.
Tatik sendiri merupakan anak keenam dari Mbah Harjo, rumah yang ditinggali Tatik merupakan rumah pertama yang dihuni Mbah Harjo Rusman.
Sementara warga Krapyak lainnya, Kusno, mengungkapkan ada salah satu makam di kompleks itu yang bernama Wongso Bongso.
Menurut informasi yang diterima Kusno, sosok Wongso Bongso ini merupakan pengikut Pangeran Mangkubumi saat Perang Mangkubumen dan meninggal di tempat itu. (uti)