WEBINAR STUNTING
Webinar Nasional Mencegah Stunting untuk Generasi Emas, Megawati Yakin Angka Stunting Bisa Turun
Megawati Soekarnoputri ajak kaum perempuan dan masyarakat Indonesia untuk tidak cengeng, dan bergerak bersama melawan permasalahan stunting.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Megawati Soekarnoputri ajak kaum perempuan dan masyarakat Indonesia untuk tidak cengeng, dan bergerak bersama melawan permasalahan stunting.
Presiden ke-5 Republik Indonesia itu yakin masalah stunting di Indonesia bisa ditangani dengan baik. Masalahnya adalah bisa atau tidaknya memberantas stunting bergantung pada niat dan kesungguhan masing-masing.
"Saya di sini membantu dari sisi menyadarkan bahwa para kaum perempuan khususnya di Indonesia penuh tanggunjawab dan harus belajar.
Tidak hanya mengandung dan melahirkan anak, tapi lebih penting dari itu memikirkan kedepannya bagaimana, membesarkan anak, menentukan jarak, termasuk bagaimana supaya anak bisa menjadi cerdas, sehat, pintar lahir dan batin.
Menurut saya jika semuanya bisa berhasil, maka Indonesia maju pasti bisa tercapai," tegas Megawati Soekarnoputri Putri Plokamator RI.
Megawati sampaikan sambutannya dengan berapi-api memberi semangat masyarakat Indonesia untuk melawan stunting. Bu Mega yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan itu hadir secara virtual dalam acara Webinar yang digelar Tribun Jateng, Kamis (17/3/2022).
Selain Megawati selaku Keynote Speaker, hadir juga secara virtual Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga, Kepala BKKBN Pusat, dr. Hasto Wardoyo, Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian PPPA, Agustina Erni, Wakil Walikota Semarang Hevearita G Rahayu, Chef Handry Wahyu dan dipandu oleh moderator Erwin Ardian, Pemred Tribun Jateng. Ketua DPR RI Puan Maharani yang dijadwalkan hadir virtual, kebetulan pada saat bersamaan sedang berada dalam pesawat.
Megawati melanjutkan, dalam permasalahan stunting justru kaum perempuan yang harus menjadi fokus utama.
Bagaimana mereka (kaum perempuan) semangat untuk memiliki pengetahuan lebih, bagaimana menjalankan tugasnya sebagai ibu, termasuk bagaimana menjadi seorang istri yang baik untuk pasangan.
Megawati berharap bahwa perempuan di Indonesia bisa menjadi ibu-ibu yang mumpuni termasuk dalam memikirkan gizi untuk anak-anaknya.
"Keluarga sejahtera itu menurut saya yang happy, anak-anaknya sehat, cerdas. Maka bukan masalah banyak anak banyak rejeki, tapi bagaimana langkah selanjutnya supaya anak sehat, cerdas, gizi terpenuhi," tegas Megawati yang menyampaikan arahan tanpa teks.
Megawati pun sedikit membahas mengenai permasalahan yang sedang hangat di tengah masyarakat yaitu mahal dan langkanya minyak goreng. Ditekankannya, apakah tiap hari ibu-ibu masak dengan menggoreng. Kan tidak harus digoreng. Malah lebih sehat direrbus, dikukus, dibakar, diungkep atau merujak dan sebagainya.
"Saya tegaskan permasalahan stunting seharusnya tidak ada di negara Indonesia. Tinggal balik lagi seperti yang saya sampaikan bisa apa niat. Kalau niatnya bisa pasti bisa," tandas Mega.
Angka stunting 24,4%
Menteri PPPA Bintang Puspayoga, menyebut, salah satu isu tumbuh kembang anak usia dini yang menjadi prioritas pemerintah adalah stunting. Sesuai data studi status gizi Indonesia tahun 2021 menunjukkan dari 34 provinsi di Indonesia yang mendapat kategori baik hanya satu provinsi yaitu Bali.
Penurunan stunting di Indonesia selama delapan tahun terakhir yaitu 2013-2021 masih berada diangka 2,0 persen khususnya tahun 2021. Sedangkan untuk angka stunting adalah 24,4 persen. Padahal target RPJMN yaitu penurunan sebesar 14 persen atau 2,7 persen per tahun.
"Sesungguhnya di balik situasi gizi buruk atau stunting ini, terdapat fenomena sosial yang menentukan tetapi justru kurang diperhatikan yaitu begitu rendahnya kualitas pengasuhan. Hal tersebut juga yang menjadi perhatian serius presiden RI kelima Ibu Megawati Soekarnoputri, bagaimana para ibu dan pengasuh bisa cerdas dalam memberikan pengasuhan untuk mengatasi stunting," papar Bintang.
Dikatakan, stunting bersumber dari pola asuh, pola makan yang kurang baik, dan sanitasi yang kurang layak.
Hal ini mengakibatkan terhambatnya tumbuh kembang anak, seperti penurunan fungsi kekebalan, gangguan metabolisme tubuh, perkembangan otak tidak maksimal yang mempengaruhi kemampuan mental dan prestasi belajar yang buruk.
Pernikahan dini
Menteri PPPA juga menyebut, bahwa sesuai data dari WHO salah satu penyebab masalah stunting karena tingginya angka pernikahan dini yang secara psikologis belum matang, termasuk mengenai kehamilan, pola asuh anak, dan masih banyak lagi.
Ada lima arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengenai peran ibu dan anak. Adapun lima arahan tersebut yaitu peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender.
Peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan atau pengasuhan anak. Penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Penurunan pekerja anak. Pencegahan perkawainan anak.
"Pengasuhan bukan hanya tugas ibu semata melainkan tugas bersama. Orangtua harus sama-sama bertanggungjawab dan berpengetahuan dalam mengasuh serta menumbuhkan karakter anak.
Maka, terkait hal tersebut kami telah mengeluarkan kebijakan dan program dengan empat sasaran utama yaitu melalui keluarga, anak, masyarakat, dan fasilitas pelayanan kesehatan," terangnya.
Sedangkan kebijakan dan program Kementerian PPPA untuk menurunkan angka stunting dengan empat sasaran spesifik yaitu:
-Melalui keluarga
Sosialisasi melalui pusat pembelajaran keluarga (Puspaga). Adapun saat ini sudah ada 194 Puspaga yang tersebar di 13 provinsi dan 176 kabupaten/kota, namun pelayanannya secara online dapat menjangkau seluruh keluarga di Indonesia.
-Melalui anak
Sosialisasi melalui forum anak (Fan) sebagai pelapor dan pelapor (2P). Forum anak saat ini telah terbentuk di 34 provinsi dan jaringannya tersebar hingga ke tingkat desa, untuk mempelopori konsumsi pangan lokal kecukupan nutrisi anak di lingkungan sebayanya.
-Melalui masyarakat
Membentuk model pencegahan stunting pada anak balita yang disebut dengan kampung anak sejahtera (KAS). Sampai tahun 2020 telah dibentuk delapan KAS.
-Melalui fasilitas pelayanan kesehatan
Mengembangkan pelayanan ramah anak (PRAP), serta menyusun KIE yang berisikan informasi kesehatan dan menjadikan keluarga sebagai pelopor dan pelapor. Saat ini jumlah PRAP sebanyak 2.824 terdiri dari 233 kabupaten/kota 34 provinsi.
Sementara itu, Deputi Pemenuhan Hak Anak Kementerian PPPA, Agustina Erni, menambahkan bahwa pihaknya sedang berkoordinasi dengan pemerintah mulai tingkat kabupaten sampai desa mengenai program dari Kementerian PPPA yaitu desa ramah perempuan peduli anak bebas stunting.
"Saya menganggap pemaparan dari ibu Megawati sangat luar biasa dan sangat terkesan mengenai pesan-pesannya. Beliau tidak hanya melihat dari sisi ibunya saja, tapi juga sisi bapak (suami) nya," tutup Agustina. (dta/mzk)
Baca juga: Viral Penampakan Hantu Wanita Baju Putih Loncat-loncat di Gedung Tua Samarinda
Baca juga: Hotline Semarang : Terimakasih Pemkot Semarang Kami sudah Buktikan Pengurusan Dokumen Gratis
Baca juga: OPINI : Makna Positif Tradisi Nyadran
Baca juga: 7 Nama Calon Rektor UGM 2022-2027 Diumumkan Panitia Kerja, Siapa Saja?