Kanti Umi Salahkan Setan Seusai Menggorok Leher Putrinya
Polisi menyebut Kanti Umi menyalahkan setan setelah tragedi penganiayaan terhadap 3 anak kandungnya di Brebes.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, BREBES - Polisi menyebut Kanti Umi menyalahkan setan setelah tragedi penganiayaan terhadap 3 anak kandungnya di Brebes.
Anaknya yang nomor 2 berinisial AR (7) tewas di lokasi dengan luka parah di tenggorokan.
Ada luka sayatan di leher AR.
Baca juga: Dapat Bisikan Gaib, Kanti Ibu di Brebes Tega Bunuh 1 Anak Kandungnya, 2 Anak Kritis
TKP di Dukuh Sokawera, Desa Tonjong, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Minggu (20/3/2022) subuh sekitar pukul 04.00 WIB.
Selain membunuh anak kandungnya sendiri yang nomor dua (tengah), pelaku juga melukai dua anaknya yang lain yaitu KS (10) dan EM (5) hingga mengalami luka yang cukup serius dibagian leher, dada, dan bagian tubuh lainnya.
Tribunjateng.com, memantau langsung ke lokasi tempat kejadian perkara (TKP) peristiwa naas tersebut.
Sampai di bagian depan rumah tepatnya di teras dekat pintu masuk, bercak darah masih terlihat sangat jelas.
Garis Polisi pun masih terpasang rapih di depan rumah.
Beberapa warga atau tetangga sekitar rumah pelaku berada di luar rumah karena mengaku masih shock dan ketakutan jika mengingat pembunuhan yang menimpa anak-anak malang ini.
Salah satu tetangga yang juga sempat menolong pada saat kejadian, Iwan, menceritakan kronologi saat ia mendengar keributan dari dalam rumah dan sampai akhirnya menolong para korban.
Dikatakan, sekitar pukul 04.00 WIB Iwan mendengar suara keributan yang kemudian meminta tolong dari dalam rumah pelaku.
Setelahnya ia bersama warga yang lain mendobrak pintu rumah pelaku, kemudian mendapati bibi pelaku yang bernama Hamidah sedang berusaha mendobrak pintu kamar pelaku dan anak-anaknya.
Setelah pintu berhasil didobrak, pelaku masih berada di dalam kamar dengan kondisi memakai mukenah dan di sampingnya ada korban yang tergeletak dengan kondisi mengenaskan.
Tak lama pintu didobrak, pelaku langsung keluar rumah dan berteriak histeris kemudian tak sadarkan diri (pingsan).
Kemudian sadar dan histeris kembali, dan oleh warga sekitar yang mengetahui kejadian tersebut pelaku diamankan ke rumah tetangga pelaku lokasi tepat berada di sebelah rumahnya.
Saat hendak ditenangkan pelaku malah mengamuk, bahkan sampai mencekik salah satu tetangga dan anaknya.
"Setelah mencekik, warga yang lainnya membantu untuk melepaskan. Saat berhasil lepas pelaku (Kanti Umi) langsung lari keluar rumah dan mengarah ke jalan yang agak lebih besar. Tidak langsung kami amankan tapi menunggu kesempatan hingga akhirnya pelaku berhasil kami amankan. Jika tidak ada suara teriakan dari bibi pelaku maupun anak korban yang masih selamat, kami tidak menyangka akan terjadi peristiwa mengerikan seperti ini," ungkap Iwan, pada Tribunjateng.com, Minggu (20/3/2022).
Sementara itu, diketahui bahwa suami pelaku dan ayah dari para korban ini bernama Latif, dan pada saat kejadian tidak berada di rumah karena yang bersangkutan bekerja sebagai satpam di salah satu perusahaan di Jakarta.
Menurut Iwan, suami pelaku bekerja di Jakarta belum lama atau sekitar enam bulan yang lalu.
Setelah mengetahui peristiwa naas yang menimpa anak-anak dan sang istri, Latif langsung pulang ke rumahnya dan pada pukul 13.00 WIB jenazah sang anak nomor dua yaitu AR (7) dimakamkan di tempat pemakaman keluarga.
"Anak yang meninggal sudah dimakamkan tadi sekitar pukul 13.00 WIB di pemakaman milik keluarga. Karena pada saat kejadian saya termasuk yang menolong, saya melihat ada pisau cutter di TKP," ujarnya.
Sementara itu, tetangga yang lainnya, Sumarti, mengatakan bahwa pada saat kejadian ia termasuk yang menyaksikan karena kebetulan rumahnya tepat berada di depan rumah pelaku.
Ia bahkan sempat menolong anak pelaku yang terakhir EM (5) karena merintih kesakitan, selain itu terdapat luka di bagian leher sampai bawahnya.
"Jujur saya masih tidak menyangka, karena keseharian pelaku ini orangnya pendiam, tidak banyak ngomong, tidak pernah duduk main ke tetangga, dan sangat sayang kepada anak-anaknya. Saya juga tidak pernah mendengar pelaku memarahi anak-anaknya, kelihatan sayang sekali. Makannya warga sini masih sangat shock," kata Sumarti.
Diketahui, pelaku tinggal di rumah bersama bibi dan ketiga anaknya.
Sedangkan sang suami bekerja di Jakarta.
Pelaku sebelumnya juga pernah bekerja di Jakarta sebagai makeup artis atau yang berkaitan dengan kecantikan, tapi karena alasan tertentu akhirnya terkena PHK dan kembali ke kampung halaman.
Tapi keduanya (pelaku dan sang suami) merupakan asli warga Desa Tonjong, kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes.
"Kemungkinan pelaku ini kaget antara kehidupan di kota besar dengan desa lalu memicu depresi. Karena orangnya juga pendiam, jarang berinteraksi dengan tetangga, tapi ya kurang tahu pasti kenapanya," imbuhnya.
Sebelumnya, Kasatreskrim Polres Brebes, AKP Syuaib Abdullah, mengatakan bahwa pelaku yang merupakan ibu kandung korban sudah diamankan di Polsek Tonjong.
Sementara saat ini, pelaku masih dalam perjalanan menuju Polres Brebes bersama dengan para saksi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Sedangkan untuk kondisi kedua anak lainnya yang masih selamat, sejauh ini masih belum stabil dan dirujuk dari Puskesmas Tonjong ke RSU Siti Aminah Bumiayu.
"Korban yang meninggal anak nomor dua dengan luka gorok dibagian leher, sedangkan yang anak pertama dan ketiga masih selamat. Untuk kondisinya berangsur sadar dan stabil. Tapi untuk penanganan lebih intensif, maka kedua anak tersebut dirujuk ke RSUD Margono Purwokerto," ungkap AKP Syuaib, pada Tribunjateng.com, Minggu (20/3/2022).
Saat ditanya apakah pelaku mengalami depresi atau tidak, AKP Syuaib menjelaskan bahwa sampai saat ini masih dalam proses penyelidikan sehingga belum bisa menyimpulkan kondisi pelaku.
Tapi sesuai keterangan pelaku, alasan mengapa ia tega melakukan penganiayaan yang berujung hilangnya nyawa salah satu anaknya karena mendapat bisikan gaib.
Adapun sesuai keterangan warga sekitar tempat kejadian perkara (TKP), keseharian pelaku tidak menunjukkan gelagat aneh atau normal seperti warga biasanya.
"Untuk pelaku apakah depresi atau tidak belum bisa kami pastikan karena masih dalam proses penyelidikan. Tapi sesuai pengakuan pelaku alasan dia melakukan aksi tersebut karena mendapat bisikan gaib," jelasnya.
Sementara untuk suami dari pelaku atau ayah dari para korban ini masih ada (hidup) tapi tidak tinggal di rumah karena merantau ke Jakarta. (dta)