Berita Jateng
Ganjar Pranowo Gencarkan Gayeng Nginceng Wong Meteng, Apa Itu?
Komitmen Pemprov Jateng dalam mengatasi masalah stunting di Jawa Tengah sudah berjalan sejak 2013.
Penulis: hermawan Endra | Editor: Catur waskito Edy
"Prevalensi stunting Blora berdasarkan SSGI Tahun 2021 masih diatas prevalensi stunting Jawa Tengah yaitu 20,9 persen," jelasnya.
Dikatakannya, target perencanaan penurunan stunting di Kabupaten Blora yakni dengan intervensi spesifik dan sensitif untuk pencegahan dan penanggulangan stunting sesuai dengan Tupoksi OPD terkait.
Diungkapkannya, stunting di Kabupaten Blora disebabkan Pola Asuh, merupakan penyebab paling besar terjadinya stunting.
"Pada masa Pandemi covid-19, kemiskinan menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting karena daya beli masyarakat untuk memenuhi pangan yang bergizi menurun," jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Blora Edi Widayat mengatakan, angka stunting di Blora terus menurun.
Diterangkannya, penanganan stunting terdapat di 45 desa dan kelurahan prioritas.
Dari jumlah itu terdiri dari 41 desa 4 kelurahan.
Stunting sering disebut badan pendek atau gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan psiko.
Akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. (afn/kim/bud/aqy-bersambung)
Baca juga: BUAH BIBIR : Stella Cornelia Hamil setelah 5 Tahun Menikah
Baca juga: Minyak Goreng Curah di Kabupaten Semarang Langka, Pedagang: Beli Dijatah dan Harus Nunjukin KTP
Baca juga: Bhabinkamtibmas Polsek Blora Cek Pertokoan Dan Pusat Perbelanjaan
Baca juga: Sosok Rara Isti Wulandari Pawang Hujan MotoGP Mandalika yang Mendunia