Berita Kabupaten Semarang
Minyak Goreng Curah di Kabupaten Semarang Langka, Pedagang: Beli Dijatah dan Harus Nunjukin KTP
"Sudah satu pekan ini kami tidak mendapatkan pasokan minyak goreng curah dari distributor," katanya
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Problematika minyak goreng (migor) di masyarakat terus bergulir.
Baik permasalahan langkanya migor kemudian pencabutan HET yang menyebabkan harga melonjak drastis.
Saat ini migor kemasan per liternya mencapai angka Rp 25 ribu.
Harga migor tersebut kembali menyesuaikan mekanisme pasar.
Namun kembalinya harga tidak menjamin stok migor di pasar tradisional kembali normal.
Seperti migor curah yang masih tetap langka.
Bahkan tak sedikit pedagang masih sulit mendapatkan minyak goreng curah.
Hal ini diungkapkan Hangi, salah satu pedagang sembako di pasar Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang pada Selasa(22/3/2022) pagi.
"Sudah satu pekan ini kami tidak mendapatkan pasokan minyak goreng curah dari distributor," katanya.
Sekalipun ada pasokan minyak goreng curah, dirinya harus menunjukan KTP untuk membeli.
"Kemarin sempat ada itu pun semua dijatah hanya 1 jerigen dan belinya juga harus menunjukkan KTP," jelasnya.
Pedagang mengaku stok minyak goreng curah yang didapat tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kita biasanya butuh 12 jerigen, dan tiap kilogramnya dijual antara Rp 14 ribu hingga Rp 16 ribu," katanya.
Namun minyak curah tersebut tidak ada pada pasaran, yang tersedia hanya minyak goreng kemasan.
"Tapi saat ini barangnya tidak ada, jadi kami hanya sediakan minyak goreng kemasan yang per liternya dijual Rp 24 ribu hingga Rp 25 ribu," ujarnya. (Rad)