Berita Video
Video Viral 2 Dukuh di Pesisir Demak Hilang Ditelan Lautan
Belasan tahun lalu, ia masih bermain bersama rekan-rekannya di dua dukuh yang Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.
Penulis: budi susanto | Editor: abduh imanulhaq
Bangunan Masjid tersebut juga terendam air laut, hanya tersisa atap berupa kubah dan sejumlah jendela.
"Masjid ini letaknya di tengah Dukuh Rejosari, kalau dulu jalan atau naik sepeda ke sini jaraknya hampir dua kilometer dari pusat Desa Bedono. Sekarang tidak bisa lagi jalan karena sudah jadi lautan," tuturnya.
Kondisi serupa juga terjadi di Dukuh Tambaksari, menurut Untung di Dukuh Tambaksari juga tenggelam oleh lautan.
"Di sana juga sama karena abrasi wilayahnya hilang, dan kini jadi lautan," papar Untung.
Untung juga menyebutkan, tidak ada solusi untuk mengatasi abrasi, bahkan kini dampaknya sampai ke pusat Desa Bedono.
"Pemerintah yang datang ke sini selalu janji akan memberikan solusi terkait abrasi, tapi sampai sekarang hanya janji-janji saja," ungkapnya.
Usai menceritakan kisah hilangnya dua dukuh tersebut, Untung memutuskan untuk menyandarkan perahunya ke dermaga.
Setelah itu, ia menyarankan untuk berkunjung ke Dukuh Tambaksari yang bisa ditempuh dengan jalan kaki melintasi jalan panjang layaknya seperti tanggul.
"Kalau mau ke sana sekarang bisa diakses dengan jalan kaki, tapi melintasi jalan panjang yang dikelilingi laut, di sana ada lima keluarga yang masih menetap berbeda dengan Dukuh Rejosari yang kini masih ada satu keluarga saja yang menetap," katanya sembari menambatkan perahu.
Rute menuju Dukuh Tambaksari layaknya berjalan di punggung naga yang ada di tengah laut, jalan tersebut mengarah ke sebuah pemukiman.
Sebelum sampai di ujung jalan, terdapat beberapa rumah, dengan bentuk bangunan yang memiliki kaki-kaki menjulang tinggi.
Sementara tepat di ujung jalan terdapat sebuah makam yang menurut masyarakat merupakan makam KH. Abdullah Mudzakkir.
Menurut Khamadi (55) satu di antara warga yang masih menetap di wilayah Dukuh Tambaksari, dampak abrasi benar-benar meluluhlantakkan pemukiman warga.
"Yang pertama hilang itu Dukuh Rejosari, dan disusul Duku Tambaksari, bahkan di sini mangrove tidak lagi bisa hidup," jelasnya.
Ia menyebutkan, dampak pembangunan di wilayah pesisir Pantai Utara Jawa sangat berpengaruh pada lingkungan di pesisir Demak.
"2009 mangrove di sini masih lebat, sejak ada pembangunan bandara di pesisir Semarang, ombak di wilayah pesisir Demak semakin besar. Di sini juga tidak ada pemecah gelombang, ya kami terima nasib ini, dan hanya bisa berdoa kalau cuaca buruk melanda," imbuhnya. (*)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE: