Berita Kota Tegal
Demo Pedagang di Balai Kota Tegal Tiba-tiba Ricuh, Ada Penyusup tak Dikenal
Kericuhan terjadi saat berlangsungnya aksi demonstrasi yang digelar oleh masyarakat 'Gerakan Tegal Bersatu'
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM,TEGAL- Kericuhan terjadi saat berlangsungnya aksi demonstrasi yang digelar oleh masyarakat 'Gerakan Tegal Bersatu' di gerbang Balai Kota Tegal, Rabu (23/3/2022).
Demonstrasi tersebut adalah aksi damai untuk menyampaikan tuntutan kepada Wali Kota Tegal.
Ada sekira 100 orang peserta aksi.
Mereka meliputi pedagang kaki lima (PKL), pemilik toko, dan juru parkir di kawasan Alun-alun, Jalan Pancasila, dan Jalan Ahmad Yani.
Aksi juga diikuti oleh aktifis mahasiswa dan LSM.
Tetapi di tengah berjalannya aksi, tiba-tiba terjadi kericuhan.
Peserta aksi menduga, kericuhan dilakukan oleh penyusup untuk membuat aksi agar tidak kondusif.
Koordinator aksi, Edy Bongkar mengatakan, kericuhan tersebut bukan dari peserta demonstrasi.
Karena demonstrasi yang digelar adalah aksi damai.
Ia mengatakan, aksi tersebut untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan kepada Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono.
Meskipun ia yakin, wali kota tidak akan keluar untuk menemui peserta aksi.
"Biasa itu penyusup. Penyusup yang mencoba untuk mengacaukan aksi damai kita.
Padahal ini aksi damai untuk menyampaikan aspirasi. Sesuai laporan yang kami tujukan kepada Polres Tegal Kota," kata Edy kepada tribunjateng.com,
Edy mengatakan, pedagang menuntut agar portal yang menutup kawasan alun-alun pada sore hari dibongkar.
Lalu lampu penerangan jalan umum (PJU) dihidupkan kembali secara normal.
Selain itu, PKL di kawasan alun-alun meminta kepastian tempat relokasi yang sudah dijanjikan.
Sementara PKL di kawasan Jalan Ahmad Yani meminta agar dapat berdagang kembali tanpa harus diwajibkan membeli foodtruk.
"Rakyat belum merasakan manisnya kebijakan yang dibuat. Justru sebaliknya rakyat merasa menderita dan sengsara akibat kebijakan yang selalu menyusahkan rakyat," ujarnya.
Peserta aksi sekaligus pedagang, Warsito (60), mengaku kaget atas terjadinya kericuhan di tengah aksi.
Ia tidak mengenal orang yang membuat kericuhan tersebut.
Karena para pedagang berkumpul di satu titik depan gerbang Balai Kota Tegal.
"Kami ke sini hanya mau meminta kebijakan, agar tidak ada portal di alun-alun. Karena ini sangat berdampak," ujarnya. (fba)
Baca juga: 10 Kendaraan di RSUD Karanganyar Kena Razia Pajak
Baca juga: Pria Tanpa Identitas Tertemper Kereta Api Bangunkarta di Selatan Stasiun Purwokerto
Baca juga: 5 Sunnah Buka Puasa, Menyegerakannya hingga Berbuka dengaan yang Manis
Baca juga: Pembeli Minyak Goreng Curah di Kudus Dibatasi Lima Kilogram