Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

OPINI

OPINI Marjono: Crazy Rich di Simpang Jalan

Tapi tak demikian adanya dengan kawan-kawan yang punya kemampuan dengan skill yang memadai, sehingga mereka bisa menciptakan lapangan kerja maupun usa

Editor: m nur huda
Bram
Marjono 

Opini Ditulis Marjono (Kasubag Materi Naskah Pimpinan Pemprov Jateng)

TRIBUNJATENG.COM - SIAPA yang mau jatuh miskin kecuali terpaksa. Ketika hidup ini miskin, segalanya serba susah. Mau makan, sekolah, liburan, berobat, atau sekadar membeli beras untuk makan sehari tak juga kunjung bisa. Begitu sulitnya untuk bisa survive, maka kemudian tak sedikit dari kita yang mencoba banting tulang, yang penting bekerja menghasilkan uang untuk menopang jalan ke depan. Itu bagi mereka yang minus skill.

Tapi tak demikian adanya dengan kawan-kawan yang punya kemampuan dengan skill yang memadai, sehingga mereka bisa menciptakan lapangan kerja maupun usaha secara mandiri, atau sekurangnya dapat memilih pekerjaan kala mereka hanya ingin menjadi kelas pekerja dengan gaji regular setiap bulan.

Selain itu, ada juga kalangan yang meski punya bekal lulusan perguruan tinggi, secara intelektual tak kedodoran, modal usaha ada, pendeknya segala lebih dari cukup, tapi kelompok ini maunya hanya langsung enak, serba cepat (instan) tak mau menempuh proses pengin hasilnya bertumpuk secara material. Tak sedikit kaum muda kita yang terjebak dalam framing atau paradigma ini, yang kemudian mereka membenamkan dirinya ke dalam kubangan sesat pikir, sesat jalan dan berakhir sesal yang selalu datang kemudian.

Beberapa alasan, mengapa anak-anak muda sampai mengambil jalur tersebut? Pertama, gemerlap booming investasi, baik legal dan illegal menjadi magnet tersendiri bagi milenial ini untuk bersegera meposisikan dirinya dalam jajaran elit, glamour dan berimpresi mapan. Tak ayal, mereka pun sering tampil parlente, bergaya, gagah, berbalut pahlawan dan sok dermawan. Kerap mereka memainkan peran seperti Zorro, Robin Hood atau yang lain yang berbulu kesalehan. Itulah kemudian, kelompok ini acap terbuai mimpi dalam pusaran angin-angin surga.

Kedua, mereka ini pun nampaknya tak punya kepercayaan diri lagi, sehingga gelap mata menjalankan bisnis atau usaha yang rentan berperkara hukum, namun menghasilkan uang yang besar dalam tempo singkat. Maka segala upaya dilakukan agar tetap survive di terjalnya pemenuhan kebutuhan hidup. Lihat saja, mulai arisan bodong, investasi abal-abal, pinjol ilegal, trading yang hanya zonk, dan sebagainya.

Ketiga, mengambil jalan instan (cepat dan seketika) tanpa melalui proses tapi lebih berhitung pada hasil. Pada titik inilah, tak sedikit masyarakat yang tergerus mentalnya dan kepincut dengan ajakan bisnisnya yang seolah menghasilkan uang yang tak putus.

Kita mahfum, deretan crazy rich di negeri ini, seperti Raffi Ahmad, Maharani Kemala, Ahmad Sahroni, Gilang Widya Pramana, Rudi Salim, Indra Kenz dan Doni Salmanan. Siapa kenal orang-orang kaya raya tersebut? Duo yang disebut terakhir diantara crazy rich di atas saat ini sedang berperkara hukum atas lahan bisnisnya.

Iming-iming

Predikat crazy rich rupanya telah membutakan mata hatinya, membuat kurus bahkan kusut pikiran dan jiwanya, sehingga sampai hati melakukan praktik mengeruk uang dari masyarakat dengan cara yang tak terpuji, Aksi iming-iming untung besar, berlipat dan serba cepat tanpa perlu buang energi banyak, hanya cukup menyiapkan modal atau cuan yang besar, maka keuntungan yang jauh lebih besar siap di tangan.

Budaya instan ini sampai sekarang masih terawat dan beberapa kalangan sengaja meniupkannya sebagai amunisi penghasil uang. Jika tak waspada dan hati-hati penuh perhitungan matang, bisa-bisa seluruh modal kita akan habis dalam waktu teramat pendek. Tak sedikit korban binomo dan quotex ala Indra Kenz dan Doni Salmanan yang berteriak merasa ditipu, dirugikan dengan nilai yang tak sedikit bagi ukuran ASN seperti saya.

Model bisnis underground tersebut sangat jauh dari nilai pemberdayaan, tapi lebih berfrasa pemerdayaan. Bisnis muslihat ini barangkali bagi sebagian kalangan akan memasuki masa-masa kebahagiaan di tengah kreawanannya. Bisa juga menjadi test case, seberapa jauh dan seberapa dahsyat strategi yang diluncurkan untuk mencuri uang masyarakat dengan balutan sedikit mainan trading atau saham dan lain-lain.

Kasus Indra kenz dan Doni Salamanan membawa praktik ekonomi kelam ini mirip judi togel yang berhadiah besar hingga ratusan juta rupiah dengan cara menebak nomor togel yang akan keluar, mereka akan mendapat uang berlipat saat nomor tebakannya tepat keluar, tapi sebaliknya bagi yang meleset harus puas gigit jari. Jika praktik itu berlangsung lama dan berulang terus, bukan tak mungkin pemasang togel pun akan jatuh miskin, Sekaya-kaya apapaun, penipu, penjudi dan pemasangnya juga akan jatuh mskin.

Memotong jalur atau keluar dari jalan busuk ini harus segera ditempuh. Pertama, kalau tak bisa langsung meninggalkan bisnis culas tersebut, maka secara pelahan harus dicoba untuk sedikit demi sedikit dihindari dan dijauhi, sehingga pos dana yang biasanya dialokasikan untuk investasi di binomo atau quotex dan sejenisnya, bisa ditabung sebagai nilai investasi yang tak berisiko.

Tiji Tibeh

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved