Berita Kesehatan
Mujiono Kapok Abaikan TBC, Diderita Sejak 2015, Begini Kondisi Terkini Warga Rusun Kudu Semarang Ini
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, dua tahun ini terlena oleh pandemi Covid-19 sehingga kasus TBC sedikit terabaikan.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mujiono (40) hanya bisa duduk lemas di depan rumah kontrakannya di Rumah Susun (Rusun) Kudu, Genuk, Kota Semarang.
Pria tiga anak ini adalah penderita tuberkulosis (TBC) di Kota Semarang.
"Iya saya sakit TBC sejak 2015," paparnya kepada Tribunjateng.com, Sabtu (26/3/2022).
Baca juga: 5 Potret Dea Onlyfans, Mahasiswi Semarang Ditangkap karena Kasus Penyebaran Konten Pornografi
Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Kota Semarang Sudah di Bawah Angka 10, Dinkes: Tetap Harus Patuhi Prokes
Baca juga: Bila Ajal Tiba! Satpam di Semarang Ini Tiba-tiba Meninggal DUnia Saat Duduk di Pos, Terekam CCTV
Baca juga: Jaga Gairah Kamera Analog, Komunitas Pasar Moto Gelar Bazar Pertama di Semarang
Awal terkena TBC, Mujiono sempat meremehkan.
Seminggu mendapatkan perawatan, ia sembuh sementara.
Obat yang diberi dokter tidak diminum lagi.
Ia pun kembali bekerja di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Selang empat tahun kemudian, tepatnya pada 2018, penyakitnya kambuh.
Ketika itu, ia hanya berobat tiga hari langsung sembuh.
Selepas itu, dia kembali bekerja tak melanjutkan pengobatannya.
"Padahal untuk penderita TBC paling tidak enam bulan harus beristirahat agar benar-benar sembuh," jelasnya.
Pada 2021, penyakit TBC yang dideritanya kambuh lagi, namun lebih parah.
Bukan lagi penyakit TBC ringan, tapi sudah naik kelas menjadi TBC resisten obat (RO).
"Habis itu saya kapok dan bertekad untuk sembuh," katanya.
Ia berobat karena saat proses pengobatan sangat menyakitkan.