Berita Demak
Soroti Dampak Jalan Tol Semarang-Demak, Ketua DPRD Demak Minta Pemerintah Punya Rencana Jelas
Ketua DPRD Demak soroti sejumlah dampak tekait pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: sujarwo
Ia memilik saran, bahwa terdapat potensi lain menggunakan rob dan banyaknya pengunjung yang datang berkaitan dengan adanya exit tol di daerah Sayung.
Usul yang ia ajukan yakni wisata kuliner berupa rumah makan apung.
“Peluang lain, mungkin rumah makan apung. Seperti di Jawa Barat itu kan banyak rumah makan apung dan masyarakat bisa memanfaatkan itu. Bagaimana ke tempat wisata ini, nelayan bisa menggunakan perahu-perahunya tersebut,” harapnya.
Sementara itu, dr Singgih Setyono, mengatakan bahwa dari sisi pemerintah, pihaknya mendukung pembangunan jalan tol beserta manfaatnya bagi masyarakat dan membuka peluang baru untuk warga.
Untuk menghadapai dampak lainnya seperti rob dan banjir, Singgih mengatakan bahwa pihanya telah berupaya menumbuhkan pohon mangrove di kawasan pesisir hingga saat ini jumlahnya sudah semakin banyak.
“Mulai dan beberapa waktu yang lalu kita sudah mulai untuk menanam mangrove. Di daerah sekitar Makam Syekh Mudzakir sudah banyak, mangrove sudah menjadi tempat wisata yang luar biasa. Di situ ada Istambul, bukan di Turki tapi (singkatan dari) Istana Tambak Bulusan, di situ ada wisata yang bagus yaitu mangrovenya, terdapat trek mangrovenya yang sekarang sudah terbentuk, di Kecamatan Wedung, Kecamatan Bonang dan Kecamatan Karangtengah."
"Mudah-mudahan saja amdal yang sudah dibuat jalan tol tidak sampai separah hingga memindahkan air, Pemkab juga tidak bisa sendirian (mengatasi rob), pasti perlu dukungan dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat karena keterbatasan anggaran,” lanjutnya.
Singgih mengatakan bahwa saat ini yang bisa dilakukan pemerintah yakni menormalisasi, memperbaiki saluran-saluran air, serta mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Menurutnya, satu di antara faktor banjir yakni sampah-sampah yang dibuang secara sembarangan.
Singgih menambahkan bahwa pihak pemerintah tengah berupaya memindahkan warga-warga yang terdampak rob di pesisir.
Meskipun demikian, masih terdapat sebagian warga yang menolak untuk dipindahkan atau direlokasi.
“Mereka inginnya masih ada di situ karena merasa tanahnya, meskipun tanahnya sudah tidak ada lagi, isinya hanya air, ini jadi tantangan kita bersama. Mungkin Pak Deddy bisa menaikkan, bendungnya tidak ganya di situ saja,” pintanya.
Terdapat dampak baik infrastruktur dengan sektor pariwisata, Singgih mengatakan bahwa pembangunan di Demak melalui sebuah perencanaan lima tahunan dan jangka menengah.
Ia mengatakan bahwa Kabupaten Demak memiliki empat saka guru (tiang utama) pembangunan, yakni pertama pariwisata, kedua pertanian, ketiga Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), serta usaha membangun infrastruktur.
“Untuk 2022, fokusnya memang bagaimana menuju visi demak yaitu “Lebih Bermatabat, Maju dan Sejahtera. Di masa Covid-19, sektor pariwisata paling kena dampaknya. Meskipun demikian, Masjid Agung Demak dan Makam Sunan Kalijaga ini kedua terbanyak pengunjungnya setelah Borobudur,” terangnya.