Kuliner
Mudahnya Bikin Petis Bumbon ala Bustaman Semarang, Pengolahan 3 Jam Jelang Buka Puasa
Cara mudah mengolah Petis Bumbon ala Kampung Bustaman Kota Semarang sebagai sajian buka puasa.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bulan Ramadhan ada satu makanan khas Kota Semarang yang bikin ngiler baik dilihat dari tekstur maupun rasanya.
Makanan itu bernama petis bumbon, konon, petis bumbon yang dijual di Alun-alun Masjid Agung Semarang hanya dibuat oleh warga kampung Bustaman saja.
Setiap ramadhan menu itu wajib hadir di meja makan warga Semarang, gurihnya bumbu sambal goreng dan lembutnya telur bebek akan memanjakan lidah yang seharian telah berpuasa.
Baca juga: Cara Bikin Sego Megono Khas Batang Lebih Gurih nan Kaya Rempah, Cocok Dihidangkan Jelang Buka Puasa

"Iya, setiap bulan ramadhan hampir setiap hari mencari petis bumbon. Makanan ini jadi menu wajib setiap bulan puasa," papar penikmat petis bumbon khas Semarang, Ulfa Al Munawaroh kepada Tribunjateng.com, Rabu (6/4/2022).
Ketika mendatangi pusat jajanan di Alun-alun Masjid Agung Semarang, Ulfa juga mengajak anak gadisnya.
Ia sengaja mengajak anaknya untuk memperkenalkan menu khas ramadhan di Semarang tersebut.
Sebab, ia juga sudah dikenalkan masakan petis bumbon sejak masih di bangku Sekolah Dasar.
"Menu ini ngangenin sehingga kalau puasa ramadhan selalu menyantap," terangnya.
Dahulu penjual petis bumbon berjualan tepat di depan Masjid Agung Semarang.
Kini pedagang ditata rapi menjadi satu klaster di pusat jajanan depan Pasar Johar tak jauh dari lokasi awal.
Makanan yang sudah ada sejak zaman leluhur ini memang banyak dijual saat menjelang berbuka puasa.
Sekilas, bentuk dan tekstur petis bumbon memang seperti sambal goreng biasa.
Istimewanya menu dari segi pengolahan bumbu dan rasa yakni diberi petis banyar atau sari ikan banyar.
Penjual petis bumbon, Sokhanah (68) mengatakan, sudah berjualan petis bumbon sejak usia 18 tahun.
Sehari mampu menghabiskan 150 butir telur bebek untuk pembuatan petis bumbon.
Setiap telur dijual Rp10 ribu dibalut sambal goreng.
"Petis bumbon selalu laris setiap bulan ramadhan," jelasnya.
Terkait pembuatan petis bumbon, ia mengaku tak ada resep khusus.
Ia hanya mengolah bahan-bahan yang sudah diwariskan oleh simbah-simbahnya.
"Dapat resep dari simbah jadi sudah turun temurun," paparnya kepada Tribunjateng.com.
Ia merinci, ada sejumlah bumbu rempah yang perlu disiapkan untuk memperkuat aroma dan rasa.
Rempah-rempah tersebut meliputi kunci, daun jeruk wangi, dan sere.
Selain itu, agar berbeda dengan sambal goreng biasa, dirinya juga mencampurkan petis banyar atau sari ikan banyar.
Tak seperti sambal goreng biasa yang hanya ada daun salam dan laos khusus petis bumbon diberi sentuhan lebih banyak rempah.
"Tak heran petis bumbon rasanya lebih gurih," paparnya.
Di samping itu, bumbu petis bumbon ini umumnya dicampur dengan telur atau tahu.
Uniknya, telur yang digunakan adalah telur bebek.
Dalam proses pembuatan petis bumbon, memerlukan waktu setidaknya selama tiga jam.
"Dua sampai tiga jam untuk mengolah bumbu hingga siap dihidangkan," katanya.
Sementara penjual petis bumbon lainnya, Istiqomah, mengatakan, konon petis bumbon yang dijual di Aloon Aloon Masjid Agung Semarang hanya dibuat oleh warga kampung Bustaman saja.
Hal tersebut menjadi nilai lebih untuk warga kampung Bustaman yang cukup lestari nguri-uri peninggalan leluhur.
"Tak hanya jualan tapi merawat budaya leluhur," katanya.
Ia mengaku, telah memiliki banyak pelanggan penikmat petis bumbon.
Tak hanya warga Kota Semarang, melainkan banyak pula warga luar Semarang.
"Banyak yang dari luar kota, sengaja datang ke sini pengen nyobain petis bumbon untuk buka puasa," tuturnya.
Ia menyebut, dalam sehari mampu mengolah sebanyak 200 hingga 300 butir telur untuk diolah jadi petis bumbon.
Proses pembuatannya dilakukan sejak pagi pukul 09.00 WIB.
Kemudian dzuhur sudah selesai.
"Siang pukul 14.00 sampai 21.00 WIB jualam di pusat jajanan Johar sini," ungkapnya.
Selain petis bumbon, sebagai pelengkap, Istiqomah juga menjajakan beberapa sayur seperti opor, lodeh, dan babat gongso.
Selain itu, makanan takjil khas ramadhan di Kota Semarang, seperti coro santen, ketan biru, dan enten-enten.
"Makanan itu cuma ada sewaktu ramadhan, selain itu jarang," kata Istiqomah. (Iwn)