Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Memahami Budaya Bangsa dengan Bermain Peran

Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang diawali dengan budaya daerah lalu berkembang untuk memperkaya budaya nasional.

Editor: abduh imanulhaq
IST
Murtiyanti SPd, Guru SMAN 2 Banguntapan Kab Bantul 

Oleh: Murtiyanti SPd, Guru SMAN 2 Banguntapan Kab Bantul

BANGSA Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang diawali dengan budaya daerah lalu berkembang untuk memperkaya budaya nasional. Menurut studi BPS tahun 2010, terdapat 1.128 suku bangsa di Indonesia. Dengan demikian perlu dilakukan upaya untuk mengembangkan budaya daerah bagi generasi penerus.

Pelajar sebagai generasi penerus harus memiliki kebanggaan  terhadap budaya sendiri seperti tarian daerah, lagu daerah, alat musik tradisional, pakaian adat, rumah adat, dan bahasa daerah yang berkembang di setiap suku bangsa. Untuk menghargai perkembangan ragam budaya tentang bahasa daerah  dapat diterapkan pada pembela-jaran bahasa Indonesia kompetensi dasar drama atau bermain peran.

Bermain dapat didefinisikan sebagai aktivitas menjalankan fungsi sebagai orang yang dimainkannya, misalnya berperan sebagai dokter, ibu guru, nenek tua renta dll. Dengan demikian, metode bermain adalah suatu metode pembelajaran dengan  mela-kukan gerakan jasmani/ kebugaran anak dalam rangka mengembangkan otot. Supriyati berpendapat dalam buku Metode Pengembangan Prilaku dan Kemapuan Dasar Anak Usia Dini (2008:109), bermain peran adalah permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan. Demikian juga menurut buku Didaktik Metodik di Taman Kanak-Kanak (Depdikbud 1998) adalah memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda di sekitar anak dengan tujuan untuk me-ngembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan pengembang-an yang dilaksanakan.

Untuk mengapresiasi perkembangan ragam budaya tersebut, siswa kelas XII SMA 2 Banguntapan mempraktekkannya untuk memahami karakter budaya  masyarakat Indonesia. Pembelajaran fokus bermain peran tentang bahasa sebagai hasil budaya yang menghadirkan suatu pemahaman terhadap kebudayaan setiap suku bangsa, untuk penilaian keterampilan dengan tujuan agar siswa memiliki kesan yang kuat dalam ingatannya, memberikan pengalaman, pengetahuan sehingga memungkinkan membuat kelas menjadi semangat dan menyenangkan, menumbuhkan kebersamaan dan cinta budaya bangsa sendiri.

Tahapan metode ini adalah membentuk kelompok beranggotakan 5-6 siswa. Selanjutnya,  setiap kelompok menentukan dan membagi peran, (berperan sebagai  orang Batak, orang Jawa, orang Sunda dll). Kemudian tiap kelompok  membuat naskah drama sederhana sekaligus berperan sebagai tokoh tertentu. Contoh si A dalam kelompok berperan sebagai orang Batak berarti A dalam bermain peran menampilkan bahasa Batak, Demikian pula dengan pemeran yang lain. Diusahakan bahasa daerah yang berbeda agar terlihat keragaman budayanya.

Kemudian, buat kesepakatan durasi waktu dalam bermain peran. Lalu buat kesepakatan waktu latihan bermain peran secara kelompok. Pembatasan waktu latihan sangat penting untuk mendidik karakter disiplin dan tanggung jawab peserta didik dalam kerja kelompok. Selanjutnya, membuat kriteria penilaian yang jelas untuk memotivasi berpenampilan terbaik. Selanjutnya memberi penghargaan bagi kelompok yang berpenampilan terbaik di kelasnya.

Perlu ditegaskan bahwa dalam metode bermain peran bisa efektif pada  naskah drama yang sederhana. Karena ragam budaya fokusnya hanya pengenalan bahasa daerah, maka percakapan pada naskah  cukup memuat tentang menyampaikan kalimat umum dan sederhana dalam keseharian. Seperti kalimat sapaan, asal daerah, dialek, tarian daerah atau lagu daerah yang dimiliki dan permohonan maaf yang disampaikan dengan menggunakan bahasa daerah tertentu.

Pembelajaran dengan cara ini merupakan wujud upaya menumbuhkan kecintaan terhadap keragaman budaya nusantara bagi generasi muda. Metode ini dapat digunakan  guru untuk menanamkan kebanggaan terhadap kebudayaan bangsa sendiri serta turut merasa memiliki budaya bangsa dalam rangka memajukan kebudayaan nasional. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved