Berita Sragen
Sampai Kapan Kiai Sholeh Akan Berpuasa? Ini Perjuangannya Demi Pembangunan Masjid Al Fatah Sragen
Rasa syukur dan keinginan kuat Sholeh agar masjid Al Fatah dibangun ini terbukti dengan laku yang dijalaninya saat ini
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG. COM, SRAGEN - Tekad sudah disemai Kiai Sholeh.
Ia akan terus berpuasa hingga pembangunan masjid rampung. Sampai kapan?
Pembangunan masjid Al Fatah Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Sragen sempat tersendat.
Sang donatur yang sempat menjanjikan akan membantu mendanai pembangunan terkendala masalah keuangan.
Baca juga: Dugaan Pungli Oknum DPRD di Pasar Mranggen Demak, Pengelola Heran: Justru Jukirnya yang Belum Bayar
Baca juga: Abdul Nyari THR Sambil Tenteng Celurit, Kamar Kos yang Dituju
Tapi ini tak menyurutkan Muhammad Sholeh untuk tetap bermunajat kepada Allah.
Pembangunan masjid Al Fatah memang impian seluruh umat Islam di dusunnya.

Lebih-lebih bagi Sholeh yang total mengabdikan hidupnya untuk memakmurkan masjid.
Rasa syukur dan keinginan kuat Sholeh agar masjid Al Fatah dibangun ini terbukti dengan laku yang dijalaninya saat ini.
Sebelum puasa Ramadan, Sholeh sudah sebulan lebih puasa lebih dulu.
Niat itu muncul ketika ada kabar baik masjid Al Fatah akan dibangun.
Terlebih seorang pengusaha dari Jakarta sudah menjanjikan akan membantu pembangunan masjid sampai selesai.
"Saya puasa sejak masjid dibongkar, " katanya, Kamis (7/4/2022)
Sholeh sudah bernazar akan mengakhiri puasanya ketika pembangunan masjid selesai atau saat kubah dinaikkan ke atas bangunan masjid.
Jika lancar pendanaan, pembangunan masjid Al Fatah akan memakan waktu 6 sampai 7 bulan.
Ia siap akan berpuasa terus dalam rentang waktu tersebut.
Tapi ternyata proses pembangunan tak sesuai rencana.
Dalam perjalanannya, pembangunan tersendat karena pendanaan tak lancar.
Pihaknya bahkan sempat terputus komunikasi dengan sang donatur yang tak kunjung mentransfer dana lagi ke panitia.

Pembangunan tersendat.
Keuangan masjid juga masih jauh dari kata cukup untuk meneruskan pembangunan.
Tanpa suntikan dana, tidak jelas pembangunan akan rampung kapan. Yang jelas, waktu pembangunan terancam molor.
Bagi Sholeh ini adalah ujian.
Puasa nazarnya bisa lebih panjang.
Namun masalah itu ternyata tak membuyarkan niat Sholeh untuk menghentikan puasa.
Ia tetap istikamah berpuasa di tengah ketidakjelasan kapan pembangunan akan rampung mengingat kondisi seperti saat ini.
"Saya akan tetap puasa sampai kubah dinaikkan, " katanya
Tekad Sholeh untuk berpuasa panjang ini membuat panitia pembangunan berempati.
Mereka juga terdorong untuk terus menggalang donasi agar pembangunan cepat selesai.
Kelompok Karang Taruna menggalang infak dari masyarakat.
Panitia juga mencari sumber dana lain tanpa lagi bergantung pada pengusaha di Jakarta.
Sholeh pun tak tinggal diam.
Ia rela kembali ke kampung halamannya di Magelang untuk menyebar proposal ke orang-orang kaya, meski hasilnya nihil.
"Panitia bilang, ayo pembangunan harus dilanjut, kasihan nanti pak Sholeh puasanya kelamaan," katanya
Sholeh mengatakan, niat ia berpuasa panjang tak lain hanya untuk mendapatkan ridho Allah.
Di situ ia memiliki pengharapan, agar Allah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam pembangunan.
Soal ada kendala dalam perjalanannya, ia menganggap itu sebagai cobaan. Karena menurutnya, cobaan akan mengiringi setiap kebaikan yang dilakukan seorang hamba.
"Semua kebaikan ada tantangan dan cobaan, " katanya. (*)