Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Korban Begal yang Jadi Tersangka Ceritakan Detik-Detik Dikeroyok 4 Pelaku: Saya Lawan daripada Mati

Minggu (10/4/2022), Murtede alias Amaq Sinta (34) sedang berkendara motor seorang diri saat diadang empat begal.

google
Ilustrasi Begal 

TRIBUNJATENG.COM, LOMBOK TENGAH - Minggu (10/4/2022), Murtede alias Amaq Sinta (34) sedang berkendara motor seorang diri saat diadang empat begal di Jalan Raya Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kejadiannya dini hari sekitar pukul 24.00 Wita.

Amaq Sinta saat itu hendak mengantar makanan dan air hangat dalam termos untuk keluarga yang tengah menjaga ibunya yang sakit dan dirawat di rumah sakit di Lombok Timur.

Baca juga: Amaq Sinta Tewaskan 2 Begal saat Duel, Berujung Tersangka, Warga yang Tak Rela Gelar Unjuk Rasa

Di perjalanan yang sepi dan gelap itu, Sinta diikuti oleh empat orang, yang ternyata begal.

Para begal terus mendekat, menyerempet motor Sinta.

Korban begal yang melawan hingga pelakunya tewas, Amaq Sinta (kiri) dijemput Kades Ganti H Acih usai penahanannya ditangguhkan Polres Lombok Tengah, Rabu (13/4/2022).
Korban begal yang melawan hingga pelakunya tewas, Amaq Sinta (kiri) dijemput Kades Ganti H Acih usai penahanannya ditangguhkan Polres Lombok Tengah, Rabu (13/4/2022). (istimewa)

Namun, dia masih bisa menghindar, hingga akhirnya mereka mengadang Amaq Sinta yang seorang diri.

"Jalannya memang gelap, istri saya menyuruh saya bawa pisau dapur untuk jaga-jaga.

Saya bawa.

Di tengah jalan saya diadang, ditanya mau ke mana dan langsung ditebas tangan saya, kemudian punggung serta pinggang saya ditebas menggunakan samurai," kata Amaq Sinta saat ditemui di rumahnya di Dusun Matek Maling, Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah, Kamis (14/4/2022).

Karena diadang, Amaq Sinta terpaksa turun dari motor.

Ia turun dari arah kiri dan langsung ditebas seorang begal yang berbadan besar sebanyak dua kali.

Begal lainnya juga turun dari motor dan ikut menyerang Amaq Sinta.

"Saya melawan, daripada saya mati.

Saya pakai pisau dapur yang kecil, tapi karena mereka yang duluan menyerang saya membela diri.

Seandainya dia tidak melakukan kekerasan pada saya dan mengadang, saya ingin lari.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved