Puisi Benteng Taufik Ismail
Berikut puisi Benteng Taufik Ismail Benteng 1966 Sesudah siang panas yang meletihkan Sehabis tembakan-tembakan yang tak bisa kita balas
Penulis: Ardianti WS | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM- Berikut puisi Benteng Taufik Ismail
Benteng 1966
Sesudah siang panas yang meletihkan
Sehabis tembakan-tembakan yang tak bisa kita balas
Dan kita kembali ke karnpus ini berlindung
Bersandar dan berbaring, ada yang merenung
Di lantai bungkus nasi bertebaran
Dari para dermawan tidak dikenal
Kulit duku dan pecahan kulit rambutan
Lewatlah di samping Kontingen Bandung
Ada yang berjaket Bogor. Mereka dari mana-mana
Semuanya kumal, semuanya tak bicara
Tapi kita tldak akan terpatahkan
Oleh seribu senjata dari seribu tiran
Tak sempat lagi kita pikirkan
Keperluan-keperluan kecil seharian
Studi, kamar-tumpangan dan percintaan
Kita tak tahu apa yang akan terjadi sebentar malam
Kita mesti siap saban waktu, siap saban jam.