Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Sragen

Pilu Nasib Peternak di Desa Gemantar dan Jekani Sragen, 18 Sapi Mati diduga karena Parasit Darah

Sejumlah peternak di Desa Jekani dan Desa Gemantar Kecamatan Mondokan,  Sragen tengah berduka.  18 ekor sapi di dua desa itu mati

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Khoirul Muzaki
Masyarakat di Desa Jekani dan Desa Gemantar Kecamatan Mondokan, Sragen dikejutkan dengan kematian 18 ekor sapi dalam beberapa bulan terakhir. 

TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Sejumlah peternak di Desa Jekani dan Desa Gemantar Kecamatan Mondokan,  Sragen tengah berduka.  18 ekor sapi di dua desa itu mati dalam beberapa bulan terakhir. 

Ternak itu mati dalam rentang waktu mulai Januari 2022.

Kasus kematian sapi dengan jumlah cukup banyak itu tentunya membuat para peternak merugi.

Terlebih mereka kehilangan ternak menjelang lebaran saat kebutuhan tinggi. 

"Terakhir ada 2 ekor lagi mati. Jadi total ada 18 ekor sapi mati sejak bulan Januari, " kata Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen Toto Sukarno, Kamis (14/4/2022) 

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sragen sudah turun tangan untuk menangani kasus ini.

Baca juga: Tampang Diduga Pelaku Pembunuhan Mahasiswa Kedokteran di Malang, Buang Mayat Korban di Lahan Kosong

Baca juga: Tips dan Trik Minum Kopi di Bulan Puasa Agar Tak Susah Tidur, Pilihan Waktu dan Takaran Harus Pas

Toto mengatakan, sejak menerima laporan adanya kematian sapi di Kecamatan Mondokan, pihaknya menurunkan tim untuk mengkaji. 

Bahkan, sampai saat ini, timnya sudah turun ke lapangan tiga kali. 

Timnya mengambil sampel dari ternak yang mati untuk diuji.

Sampel itu lantas dikirim ke Laboratorium milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Pengujian sampel itu untuk mengetahui penyebab kematian ternak yang sebenarnya. 

Dari uji laboratorium  itu, kematian ternak diduga akibat infeksi parasit darah (Babesia).

Penyakit itu ditularkan melalui lalat besar (pethak). 

"Itu mematikan,  tapi penularan untuk sapi. Bukan zoonosis, " katanya. (*)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved