Berita Pendidikan
Cerita Guru SMKN 1 Blora Pusing Mengajar Selama Pandemi, Materi Praktik Industri Terkendala Izin
Praktik mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan mengalami kendala yang sangat signifikan pelaksanaanya selama pandemi.
Penulis: ahmad mustakim | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh di dunia pendidikan.
Terkhusus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Blora.
Hal ini juga berpengaruh dengan pelaksanakan praktik setiap jurusan dan industri yang istilahnya dikenal Dunia Usaha (DU) atau Dunia Industri (DI).
Baca juga: Jalan Provinsi Jateng di Kunduran Blora Rusak Parah, Kasihan Pemudik: banyak yang jatuh
Baca juga: 753 Peserta Lolos PPPK Akan Dilantik Besok di 18 Titik Lokasi, Begini Kata BKD Blora
Baca juga: Mandor Mesin Kapal Asal Blora Tewas saat Berlayar Kalteng-Semarang
Baca juga: Tersengat Listrik Jebakan Tikus Di Sawah Sendiri, Seorang Pria Asal Blora Ditemukan Tewas
Guru Produk Kreatif dan Kewirausahaan SMK Negeri 1 Blora, Nunuk Sutristiyanti mengungkapkan, dampak pandemi berdampak pada praktik kerja industri para peserta didiknya.
Terutama pada kaitan perizinan praktik industri.
"Sangat sulit, terutama pada perizinan praktik, karena aturan pembatasan."
"Pembelajaran praktik di sekolahpun juga sulit terlaksana dan semua dilakukan secara daring."
"Itu kendala yang harus dihadapi, baik untuk guru, siswa, dan DU/DI," ucapnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (19/4/2022).
Dikatakannya, praktik mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan juga mengalami kendala yang sangat signifikan pelaksanaanya.
Padahal setiap guru mata pelajaran produktif memberikan penugasan untuk praktik.
"Allhamdulillah, teori yang diberikan bisa terbantu oleh adanya WA group kelas, tetapi untuk praktik masih terkendala," ungkapnya.
"Terutama untuk pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan sesuai jurusan dan keahlian masing- masing peserta didik di kelas XII TLAS dan XII TPM di SMK Negeri 1 Blora," terangnya.
Nunuk tak menampik kesulitan dalam pembelajaran mapelnya sangat menyiksa.
Bahkan tak ayal memberatkan bagi guru dalam menerangkan penugasan praktik dan tempat praktik yang setiap guru belum tentu memiliki peralatan.
"Kami harus menjelaskan secara detail pelaksanaan praktiknya dan belum tentu semua memilik peralatannya."