Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tadarus

Ramadan dan Brand Resonancing Iman dan Taqwa

Albaqarah ayat 183 berisi anjuran untuk berpuasa menjadi kewajiban bagi orang Islam.

Editor: rustam aji
tribun jateng
H. KRT.AM.JUMAI,SE.MM Dosen FE Unimus /Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat PWM Jawa Tengah 

Dan ini sebagai modal dasar kita bertransaksi kepada Allah SWT , dan transaksi jual beli kita kepada Allah tidak akan pernah rugi.

Dalam surah at taubah ayat 111 Allah menyatakan “Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri mau-pun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung."

Allah memberi perumpamaan jual beli antara Allah dengan pejuang di jalan-Nya sebagaimana tertera pada ayat berikut: Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, yakni menjanjikan secara pasti kepada mereka yang secara tulus berjuang di jalan Allah, baik berupa diri, yakni jiwa maupun harta mereka, maka dengan pasti Allah akan memberikan balasan surga untuk mereka.

Mereka berperang di jalan Allah dengan harta bahkan jiwa; sehingga mereka membunuh atau terbunuh. Masuknya mereka ke dalam surga adalah merupakan janji yang benar dari Allah sebagaimana tertulis di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an.

Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain daripada Allah? Pasti tidak ada. Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, sehingga kamu mendapatkan surga, dan demikian itulah kemenangan yang agung.

Dalam ayat ini, narasi Allah sangat menarik untuk kita cermati, karena Allah seakan bertransaksi jual beli dengan hambanya dengan menggunakan kata “membeli”.

Istilah yang sangat familiar dalam dunia perdagangan. Bukankah Allah adalah ­al-Malik yang memiliki langit dan dunia beserta isinya. Mengapa Allah harus membeli ketika Dia bisa melakukan segala sesuatu sesuai kehendaknya.

Dalam jual beli antara hamba dengan Allah, Allah memposisikan diri sebagai “pembeli”.

Secara tidak langsung Allah memposisikan kita sebagai hamba yang memiliki kebebasan dan akses luar biasa apakah kita mau “menjual” diri dan harta kita untuk pembayaran surga atau tidak, semuanya tergantung kita dalam posisi “penjual”.

Jika kita bersedia untuk menjual, itu berarti kita kehilangan kebebasan terhadap diri dan harta kita untuk kita perlakukan semau kita. Artinya, barang itu sudah dalam kekuasaan pembeli, dan kita hanya bisa mengikuti apa kehendak pembeli atas barang itu

Maka dalam transaksi kita kepada Allah SWT harus ada positioning,defrensiasi dan branding ; positioning kita manusia sebagai hamba Allah yang beriman , nilai beda atau defrensiasi kita adalah taat beribadah lebih khusus adalah puasa yang berbeda dengan orang-orang terdaguku dan branding atau sematan nama baik kita adalah bertaqwa akibat dari aktifitas kita sebagai orang beriman dan taat menjalankan perintah-perintahNya.

Maka merek atau citra atau kata lain Brand yang sangat ideal dan strategis sebagai modal komunikasi kepada Allah SWT; Brand Iman dan Brand Taqwa.

Menurut hermawan kartajaya brand dibagi menjadi 3 ; brand Image, brand Identity dan brand integrity.

Setiap individua tau klompok ummat   hendaknya mengembangkan sendiri kebijakan-kebijakan mengenai merek bagi mata produk dalam lini yang sama merk merupakan kombinasi dari nama kata simbol atau desain yang memberi identitas produk.

Merk mempunyai peran penting dalam kegiatan jual beli dan merek yang sukses dapat membedakan  bagi orang lain  yang ingin bersaing, karena hakekat manusia adalah bersaing.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved