Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

OPINI

OPINI Usman Roin : Urgensi Edukasi Kartini Kini

TANGGAL-21 April, mafhum diperingati sebagai Hari Kartini. Potret memperingati sosok Kartini, bisa tampak dari simbolis penggunaan kebaya

tribun jateng
Usman Roin 

Di samping itu, ranah pendidikan Islam menyebut ibu adalah madrasah pertama anak. Jika demikian, perilaku, sopan santun, dan aneka kebiasaan yang dilakukan oleh ibu akan menjadi prototipe anak.

Di sinilah Dr. Kadar M. Yusuf (2013:152-153), menekankan urgensi mempersiapkan pendidikan untuk calon ibu dengan sebaik-baiknya. Tujuannya tidak lain agar ibu sudah benar-benar memiliki ilmu untuk kemudian benar-benar siap membimbing dan menjadi teladan positif bagi anak-anaknya.

Dalam milieu yang lebih luas, keluarga adalah bagian dari lingkungan pendidikan. Bahkan dalam surah al-Tahrim:6, upaya mukmin mendidik diri dan keluarganya ke jalan yang benar agar terhindar dari neraka. Jika demikian adanya, keluarga tidaklah sekadar memiliki fungsi strategis mendidik.

Keluarga dalam perpektif Islam kata Prof. Jalaluddin (2016:147), selain menjadi penentu ragam akidah, tetapi juga sebagai peletak dasar kesuksesan anak di masa mendatang.

Dengan demikian, secara logis kecerdasan berpikir ibu, perempuan, atau anak gadis -sebagai Kartini masa kini- tidak bisa ditawar-tawar lagi. Ibu sebagai madrasah pertama anak dan Kartini masa kini, memiliki kesempatan kompetitif dicerdaskan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Tujuannya, selain dalam rangka mewujudkan peningkatan SDM agar bisa berkompetisi di tingkat global, terminologi pendidikan Islam menyebut agar mereka konsisten dalam mendidik kebenaran.

Di mana konsistensi dalam kebenaran itu, mampu membuat keluarganya terhindar dari siksa neraka yang bermuara pada keselamatan di dunia dan akhirat.

Terhadap Milenial

Terhadap milenial, pengejawantahan pribadi Kartini bisa dilakukan dengan mengelola karakter yang baik melalui sikap antusias, rajin, rendah hati.

Pada sikap antusias, milenial harus bisa memberikan energi kepada sekitarnya melalui solusi-solusi cerdas dan kekinian yang ditawarkan.

Pada porsi ini, milenial sudah berpikir nilai kemanfaatan apa yang bisa diberikan kepada orang lain. Sehingga keberadaannya menjadi pionir kepemudaan yang positif dan konstruktif.

Selain antusias, milenial zaman now perlu menanamkan diri dengan sifat rajin. Artinya, derasnya arus teknologi-informasi tidak lantas meninabobokkan pada ranjang tidur dalam menggapai sesuatu.

Melainkan berpikir bagaimana proses yang harus ditempuh untuk merengkuh keinginnya bisa tercapai hasil dari usahanya sendiri.

Kerajian usaha yang konsisten, berwujud proses belajar yang ditempa setiap hari, bagi penulis adalah aplikasi nyata meneladani kegigihan Kartini, mencerdaskan diri dan perempuan sekelilingnya agar terbebas dari belenggu kebodohan dan semakin kontributif secara sosial.

Adapun yang terakhir, kerendahan hati (humility), adalah sikap pribadi penuh kesederhanaan. Hal ini sebagaimana kisah Kartini walau beliau keturunan Bupati Jepara R. M. Adipati Ario Sosroningrat, Kartini tetap santun dan kalem.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved