Tadarus
Tiga Amalan yang Pahalanya Tidak Terputus Kematian
Setiap mukmin pasti mendambakan untuk dipanjangkan umurnya, sehingga ia mampu beribadah dan beramal saleh sebanyak-banyaknya selama hidup di dunia.
Prof. Dr. H. Imam Taufiq, M.Ag, Rektor UIN Walisongo Semarang dan Pengasuh PP Darul Falah Besongo Semarang
TRIBUNJATENG.COM - “DUNIA adalah ladang beramal untuk akhirat”. Ungkapan ini sangat popoler di kalangan kaum muslimin. Bahkan salah seorang ulama besar, Imam al-Ghazali (w. 111 M) misalnya, menjelaskan bahwa hakekat penciptaan dunia adalah bukan untuk dunia itu sendiri, melainkan untuk tujuan lain yaitu akhirat, agar manusia mampu mengambil darinya sesuatu yang bisa dijadikan sebagai bekal untuk akhiratnya.
Setiap mukmin pasti mendambakan untuk dipanjangkan umurnya, sehingga ia mampu beribadah dan beramal saleh sebanyak-banyaknya selama hidup di dunia.
Seorang hamba yang sejati tentu tidak akan mengharapkan imbalan atas penghambaannya.
Ia melakukannya secara ikhlas sebagai bukti penghambaan kepada Tuhannya.
Meskipun demikian, Allah SWT sudah menggariskan bahwa setiap ibadah yang dilaksanakan dengan benar, tulus dan ikhlas akan mendatangkan pahala dan balasan dari Allah SWT.
Balasan ini tentu merupakan kebijaksanaan dan rahasia ilahi, karena penghambaan atau ibadah merupakan faktor pembeda antara seorang hamba yang menyembah dan Tuhannya yang disembah, sebagaimana terkandung dalam firman Allah dalam surat al-Dzariyat ayat 56, “Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah kepada-Ku”.
Kesempatan berladang dan beramal di dunia adalah masa yang semestinya dikhususkan untuk kebaikan.
Karena jika ajal seorang sudah tiba, maka terputuslah semua amal manusia karena ia berpindah ke alam lain dan tidak bisa beribadah lagi seperti ketika masih hidup di dunia.
Meskipun demikian, ada beberapa amal kebaikan yang dikecualikan dari kondisi ini di mana pahalanya terus mengalir meskipun yang melaksanakannya sudah meninggal.
Pengecualian ini merupakan karunia, kemurahan dan rahmat Allah SWT. Itulah sebabnya, sebaik-baik hamba adalah mereka yang ketika telah meninggal, amal baik mereka masih terus mengalir dan tidak terputus.
Dalam sebuah hadis, Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Apabila manusia telah meninggal dunia, maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang berdoa baginya."
Berdasarkan hadis di atas ada tiga kebaikan yang pahalanya terus mengalir yaitu, pertama, sedekah jariyah yaitu ketika seseorang menyisihkan sebagian miliknya untuk kemanfaatan orang banyak dan tidak diperuntukkan untuk dirinya.
Sedekah jariyah juga seringkali disebut para ulama dengan istilah wakaf.
Yaitu ketika seseorang berhenti menggunakan harta miliknya untuk kemudian diberikan kemanfaatannya pada pihak lain untuk kemaslahatan baik duniawi seperti sedekah tanah untuk jalan maupun ukhrawi seperti membangun masjid dan sebagainya.