Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kendal

Kisah Disabilitas Asal Kendal Membutuhkan Uluran Tangan, Farid Ingin Jalan seperti Teman-temannya

ocah pasti akan senang bisa bermain bersama teman sebayanya. Keinginan itu juga yang diutarakan Farid bocah Kendal yang menyandang disabilitas

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUN JATENG/SAIFUL MA'SUM
Muhammad Farid Atallah (7) disabilitas asal Desa Brangsong, RT 23 RW 08 Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal membutuhkan uluran tangan untuk mengakses fasilitas kesehatan, Senin (11/4/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL -- Bocah pasti akan senang bisa bermain bersama teman sebayanya.

Keinginan itu juga yang diutarakan Farid bocah Kendal yang menyandang disabilitas di bagian kaki. Dia merangkak karena kakinya tak kuat menahan beban. Ada yang mau bantu?

Bocah bernama Muhammad Farid Atallah (7) disabilitas asal Desa Brangsong, RT 23 RW 8 Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal membutuhkan uluran tangan untuk mempermudah aktivitas sehari-hari.

Bukan tanpa alasan, putra tunggal dari pasangan Wahyudi (40) dan Listiyani (39) ini kesulitan untuk berdiri dan berjalan.

Kedua kakinya tidak mampu menopang berat badan secara sempurna.

Sehari-harinya, Farid berjalan dengan cara merangkak di lantai sekitar rumahnya. Padahal usia bocahini sudah 7 tahun.

Jika ingin berkegiatan di luar rumah, seperti sekolah, Farid mengandalkan bantuan ibu sepenuhnya untuk mengantar dan menjemputnya.

Keterbatasan itu tidak menyurutkan semangat Farid untuk tetap belajar dengan tekun. Saat ini, dia duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Brangsong.

Dia dikenal sebagai anak yang cerdas, meski dengan segala keterbatasan yang dimiliki.

Wahyudi ayah Farid kerja serabutan dengan penghasilan tak tentu. Listiyanti ibu rumah tangga yang waktunya habis untuk menjaga dan merawat Farid. 

SKTM Tak Mempan

Pengobatan Farid di fasilitas kesehatan terhalang tunggakan layanan jaminan kesehatan yang mencapai jutaan rupiah.

Meskipun sudah membawa surat keterangan tidak mampu (SKTM) dari pemerintah desa setempat, namun Farid tetap saja tidak bisa terlayani sebelum tunggakan dibayar.

Sementara orangtuanya tak sanggup jika harus melunasi semua tunggakan itu.

Ayah Farid, Wahyudi bercerita, anak tunggalnya lahir dalam keadaan prematur pada 2014 silam.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved