Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pati

Napi Lapas Pati Produksi Aneka Kue Lebaran, Omzet Sudah Puluhan Juta

Mengendarai mobil SUV berwarna putih, Nanik, warga Gabus, memasuki gedung Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Pati, Selasa (26/4/2022).

Tribun Jateng/Mazka Hauzan Naufal
Para narapidana atau warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Pati memproduksi aneka kue khas lebaran, Selasa (26/4/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Mengendarai mobil SUV berwarna putih, Nanik, warga Gabus, memasuki gedung Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Pati, Selasa (26/4/2022).

Namun, ia datang bukan untuk menjenguk narapidana atau warga binaan.

Ternyata ia hendak membeli kue kering hasil produksi para napi.

Dua bulan belakangan ini, sejumlah warga binaan Lapas Pati memang memproduksi kue kering khas lebaran, yakni nastar, pastel, dan stik bawang.

"Saya tahu dari teman kalau di sini bisa beli kue kering. Setelah saya coba ternyata rasanya sama seperti yang dijual di luaran. Tapi harganya lebih murah," kata dia.

Nanik mengaku sudah tiga kali membeli kue kering hasil produksi narapidana Lapas Pati. Sebagian ia jual kembali dengan menyetorkannya ke toko-toko.

"Kalau ini tadi saya ambil nastar 150 (toples) sama pastel 100. Harga di luar yang 500 gram itu biasanya Rp 35 ribu. Di sini cuma Rp 22 ribu," kata dia.

Di ruang Sub Seksi Kegiatan Kerja Lapas Pati, sejumlah warga binaan tampak cekatan memproduksi kue-kue kering.

Mereka punya tugas masing-masing. Di antaranya membuat adonan nastar dan pastel serta memasukkan isian selai dalam adonan nastar serta isian abon dalam adonan pastel.

Ada pula yang bertugas melakukan pengemasan kue dalam toples bening yang diberi label "Pas_ti SAE Cake & Bakery".

Dalam bahasa Jawa pasti sae artinya "pasti bagus" atau bisa juga dimaknai "pasti berkualitas".

Namun, Kepala Lapas Pati Febie Dwi Hartanto menjelaskan, Pasti SAE merupakan singkatan dari "Lapas Pati Sarana Asimilasi dan Edukasi".

"Pembuatan kue ini diawali kegiatan pelatihan kemandirian di Lapas selama dua pekan. Setelah kami survei dulu (produk) apa yang marketable di masyarakat, akhirnya diputuskan tata boga, membuat produk kue kering. Hasilnya sangat baik," ujar dia.

Febie mengatakan, selama bulan Ramadan ini, omzet penjualan kue kering hasil produksi para warga binaan sudah mencapai hampir Rp 40 juta.

Ia menyebut, sementara ini ada 15 orang warga binaan yang terlibat produksi kue kering.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved