Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Tadarus Komunikasi UIN Walisongo Bertema New Media dan Pergeseran Otoritas Agama

Jurusan KPI FKD UIN Walisongo Semarang gelar Tadarus yang keenam secara virtual.

Penulis: amanda rizqyana | Editor: sujarwo
Dok. Jurusan KPI FKD UIN Walisongo
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Komunikasi dan Dakwah (FKD) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar Tadarus Komunikasi yang keenam secara virtual pada hari Kamis (28/4/2022). Tadarus Komunikasi yang keenam ini mengangkat tema “New media dan Pergeseran Otoritas Agama”. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Komunikasi dan Dakwah (FKD) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar Tadarus Komunikasi yang keenam secara virtual pada hari Kamis (28/4/2022).

Tadarus Komunikasi yang keenam ini mengangkat tema “New media dan Pergeseran Otoritas Agama”.

Tema Tadarus Komunikasi ini diangkat atas dasar kewaspadaan masyarakat terhadap new media, yang mana saat ini banyak terjadi pergeseran otoritas agama melalui media dan bahkan merubah budaya tradisonal.

Materi yang berkaitan dengan tema New Media dan Pergeseran Otoritas Agama ini disampaikan oleh Dr Imam Nurayo, MA, (Comms) yang merupakan Kepala LPPM Kwik Kian Gie School of Business, dan Dr Najahan Musyafak, MA, yang merupakan dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK).

Materi dari narasumber tersebut dimoderatori oleh Adeni, M.A., yang merupakan salah satu dosen di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Sebagai pemantik diskusi, Adeni menyampaikan bahwa keberadaan new media berdampak pada otoritas keagamaan. Media baru yang menawarkan keterbukaan yang berdampak pada setiap orang untuk bebas berekspresi.

Otoritas baru menguntungkan karena bagian dari inovasi dakwah tapi disisi lain mengancam otoritas agama. Seperti apa harusnya agama dibawa diruang online, beragama dengan kendali moral.

Pada tema kali ini, Imam lebih memfokuskan pembahasan 'Gejala Pergeseran Otoritas Agama' khususnya di Indonesia, yang mana saat ini penduduk Indoensia didominasi generasi Z dan generasi milenial. 

Berbicara new media, sekitar 20 atau 10 tahun lalu fokusnya lebih ke internet dan ini dialami oleh generasi Growing up. Berbeda dengan sekarang, konsep media yang tentunya untuk pengguna media baru dan dialami oleh generasi Y, Milenial, X, dan, Post Milenial.

“Gejala pergeseran otoritas perkembangan media yang dapat kita rasakan yaitu; mulai banyak terbit buku-buku islami yang popular selama tiga dekade belakangan, dan diiringi dengan banyaknya event pameran buku islam; makin banyaknya situs web islam yang dikelola baik oleh lembaga keagamaan ataupun individu; semakin kreatif dan inovatif cara penyampaian syiar dan dakwah terumata di TV; Semakin semarak bermunculan content creator di media sosial, terutama sebagai Youtuber yang mengisi content-content berbagai dinamika keislaman dan perilaku masyarakat muslim,” tegas Imam

Alasan orang indonesia lebih nyaman menggunakan new media karena mereka sudah merasa bosan dengan belajar kepada kyai,ataupun secara langsung. Yang mereka rasakan lebih enak belajar melalui jaringan atau new media. Serta tingkat kebiasaan membaca dan tingkat ekonomi rendah namun jejaring sosial kuat.

Selanjutnya Najahan juga memaparkan bahwa perkembangan teknologi komunikasi dan informasi melalui media baru telah mengubah struktur dan relasi sosial, otoritas dan legitimasi individu menuju demokratisasi informasi.

“Media baru secara langsung telah merusak bentuk otoritas tradisional yang didasarkan pada transmisi lisan, bentuk pembelajaran tekstual berbasis cetak yang linier, hierarkis,imitatif, dan berulang,” ungkap Najahan.

Najahan juga memberikan contoh bentuk otoritasi tradisional, sebelum ada new media atau media massa, budaya sungkeman harus pasti dilakukan dan itu menjadi sebuah keharusan, namun berbeda dengan new media ini. Hal seperti itu sudah bukan suatu keharusan karena dapat dilakukan secara virtual.

Dari sini sangat jelas bahwa otoritas tradisional merubah budaya sungkeman saat lebaran.
Media baru yang ditandai dengan penggunaan teknologi membawa efek yang kontradiktif dalam hal pengaruh ideologi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved