Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Puisi Ketika Burung Merpati Sore Melayang Taufik Ismail

Berikut puisi Ketika Burung Merpati Sore Melayang Taufik Ismail: Langit akhlak telah roboh di atas negeri

Penulis: Ardianti WS | Editor: galih permadi
tribunnews
Puisi Ketika Burung Merpati Sore Melayang Taufik Ismail 

TRIBUNJATENG.COM- Berikut puisi Ketika Burung Merpati Sore Melayang Taufik Ismail:

Langit akhlak telah roboh di atas negeri

Karena akhlak roboh, hukum tak tegak berdiri

Karena hukum tak tegak, semua jadi begini

Negeriku sesak adegan tipu-menipu

Bergerak ke kiri, dengan maling kebentur aku

Bergerak ke kanan, dengan perampok ketabrak aku

Bergerak ke belakang, dengan pencopet kesandung aku

Bergerak ke depan, dengan penipu ketanggor aku

Bergerak ke atas, di kaki pemeras tergilas aku

 

Kapal laut bertenggelaman, kapal udara berjatuhan

Gempa bumi, banjir, tanah longsor dan orang kelaparan

Kemarau panjang, kebakaran hutan berbulan-bulan

Jutaan hektar jadi jerebu abu-abu berkepulan

Bumiku demam berat, menggigilkan air lautan

Beribu pencari nafkah dengan kapal dipulangkan

Penyakit kelamin meruyak tak tersembuhkan

Penyakit nyamuk membunuh bagai ejekan

Berjuta belalang menyerang lahan pertanian

Bumiku demam berat, menggigilkan air lautan

 

Lalu berceceran darah, berkepulan asap dan berkobaran api

Empat syuhada melesat ke langit dari bumi Trisakti

Gemuruh langkah, simaklah, di seluruh negeri

Beribu bangunan roboh, dijarah dalam huru-hara ini

Dengar jeritan beratus orang berlarian dikunyah api

Mereka hangus-arang, siapa dapat mengenal lagi

Bumiku sakit berat, dengarlah angin menangis sendiri

 

Kukenangkan tahun 1947 lama aku jalan di Ambarawa dan Salatiga

Balik kujalani Clash I di Jawa, Clash II di Bukittinggi

Kuingat-ingat pemboman Sekutu dan Belanda seantero negeri

Seluruh korban empat tahun revolusi

Dengan Mei 1998 jauh beda, jauh kalah ngeri

Aku termangu mengenang ini

Bumiku sakit berat, dengarlah angin menangis sendiri

 

Ada burung merpati sore melayang

Adakah desingnya kau dengar sekarang

Ke daun telingaku, jari Tuhan memberi jentikan

Ke ulu hatiku, ngilu tertikam cobaan

Di aorta jantungku, musibah bersimbah darah

Di cabang tangkai paru-paruku, kutuk mencekik nafasku

Tapi apakah sah sudah, ini murkaMu?

 

Ada burung merpati sore melayang

Adakah desingnya kau dengar sekarang

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved