Berita Nasional
Waspada Hepatitis Akut, Jika Anak Mulai Diare, Lemas dan Susah Makan
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut ada 15 kasus hepatitis akut yang hingga kini masih misterius penyebabnya alias
TRIBUNJATENG.COM-Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut ada 15 kasus hepatitis akut yang hingga kini masih misterius penyebabnya alias 'Acute Hepatitis of Unknown Aetiology'.
Namun dari 15 kasus tersebut Menkes tidak menyebut apakah masuk kategori terkonfirmasi, suspek atau probable.
"Sampai sekarang kondisi di Indonesia ada 15 kasus (hepatitis akut misterius). Kalau di dunia paling besar (paling banyak) ada di Inggris berjumlah 115 kasus, kemudian di Italia, Spanyol, dan juga Amerika Serikat (AS)," kata Menkes saat memberikan Keterangan Pers Bersama Menteri Kabinet Indonesia Maju di Kantor Presiden Jakarta, Senin(9/5).
Baca juga: Hepatitis Misterius Belum Tentu Jadi Pandemi Baru, DPR Minta Pemerintah Gerak Cepat
Baca juga: Hepatitis Misterius Belum Dijumpai di Ibu Kota Jawa Tengah
Menkes dalam paparannya menjelaskan pemerintah Indonesia langsung bergerak sesudah empat hari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) di Eropa atau tepatnya pada 27 April 2022.
Saat itu lanjut Menkes pihaknya langsung menerbitkan surat edarankepada seluruh rumah sakit dan Dinas Kesehatan agar terus melakukan monitoring dan surveillance.
Gejala
Sementara itu Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim B. Yanuarso menegaskan kasus hepatitis akut yang sudah menyebar di beberapa negara, termasuk Indonesia, belum diketahui penyebabnya.
Dia mengimbau agar masyarakat mengenali gejala penyakit tersebut untuk deteksi dini.
Piprim mengatakan gejala hepatitis akut bisa berupa perubahan warna urin menjadi gelap dan atau fesesnya pucat. Pada tahap lebih lanjut bisa terdapat kuning pada mata dan pada kulitnya.
"Kemudian bisa terjadi gejala gatal, bisa disertai nyeri sendi, atau pegal-pegal, mual dan muntah atau nyeri perut. Kemudian anak merasa lesu, lelah lemah dan kehilangan nafsu makan," kata Piprim.
Kemudian lanjutnya gejala bisa juga disertai diare, serta gejala yang berat disertai dengan penurunan kesadaran dan juga kejang-kejang.
Pada pemeriksaan laboratorium, bisa didapatkan peningkatan hasil SGOT dan SGPT yang bisa mencapai lebih dari 500 unit/liter atau lebih dari 10 kali dari nilai normal.
"Kami mengimbau, langkah selanjutnya untuk masyarakat pertama agar tetap tenang, tidak panik namun tetap waspada dan hati-hati," ujar dia.
Untuk mencegah penularan infeksi, masyarakat harus rajin mencuci tangan pakai sabun atau dengan cairan disinfektan.