Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Belajar Siklus Air Menyenangkan dengan Media Diorama

Permasalahan dalam proses pembelajaran menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami materi pembelajaran.

Editor: abduh imanulhaq
IST
Erlan Rubiantono SPd, Guru SDN 4 Sulursari Kec Gabus Kab Grobogan 

Oleh: Erlan Rubiantono SPd, Guru SDN 4 Sulursari Kec Gabus Kab Grobogan

PERMASALAHAN dalam proses pembelajaran menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya penggunaan media pembelajaran sehingga siswa mengalami kesulitan. Hal ini juga dialami oleh siswa kelas 5 SD Negeri 4 Sulursari dalam memahami pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA tentang siklus Air. Hal seperti ini terjadi dikarenakan guru menyampaikan materi pembelajaran masih dengan menggunakan metode ceramah dan buku pelajaran saja, tanpa menggunakan media atau alat peraga yang sesuai. Dari kesulitan pembelajaran tersebut kemudian guru mengadakan refleksi dari pembelajaran yang telah dilakukan.

Dalam upaya mendapatkan hasil yang optimal, maka penulis mengunakan media diorama dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam materi siklus air. Menurut Yudhi Munadi (2013:109) bahwa media diorama adalah pemandangan tiga dimensi dalam ukuran kecil untuk memperagakan atau menjelaskan suatu keadaan atau fenomena yang menunjukkan aktivitas.

Penggunaan media diorama dapat memberikan pengalaman siswa secara konkret dan dapat menunjukkan obyek secara utuh dengan cara kerjanya dan juga dapat menunjukan suatu proses secara jelas. Untuk membuat media diorama siklus air saya mengajak siswa kelas 5 SD Negeri 4 Sulursari menggunakan barang-barang bekas yang ada di sekitar kita, Tujuannya adalah sebagai upaya untuk menekan limbah yang berdampak mencemari lingkungan.

Langkah-langkah awal pembelajaran siklus air dengan media diorama adalah sebagai berikut, pertama memgumpulkan barang-barang bekas yang telah dipersiapkan antara lain Kardus bekas, sterofoam, kapas, ranting kayu, tanaman-tanaman kecil serta lem, kertas karton, benang, spidol dan gunting. Setelah itu guru membagi siswa dalam beberapa kelompok setia kelompok terdiri dari 5 siswa. Setiap kelompok membuat diorama siklus air dengan cara bekerja sama antara satu siswa dengan siswa yang lain dalam satu kelompok. Serta semua siswa dalam kelompok harus ikut berpartisipasi dalam pembuatan media diorama siklus air.

Setiap anggota kelompok membuat diorama siklus air dengan tugasnya masing-masing. Dengan dibimbing guru setiap kelompok mulai membuat media diorama, langkah-langkahnya sebagai berikut , potong kardus sesuai pola yang telah dirancang. Tempelkan kertas karton berwarna biru sebagai langit, letakkan sterefoam berwarna hijau sebagai bagian daratan, sebagian lagi tempelkan kertas karton berwarna biru sebagai laut serta tempelkan kertas berwarna biru pada sterefoam membentuk alur sungai.

Tempelkan kapas putih dan kapas yang diberi warna gelap sebagai simbol awan mendung pada kertas yang sebagai langit. Selanjutnya tancapkan ranting kayu dan tanaman kecil supaya kenampakan bumi menjadi lebih menarik. Selanjutnya buat bentuk berupa anak panah yang menunjukan arah siklus air yang meliputi penguapan (evaporasi), pengembunan (kondensasi), pengendapan (presipitasi), dan hujan.

Setelah semua kelompok telah selesai membuat diorama siklus air semua kelompok diberi waktu dan kesempatan untuk mempresentasikan dan memamerkan hasil pekerjaannya di depan kelas. Dan ditanggapi oleh kelompok yang lain serta juga ditanggapi oleh guru. Selanjutnya guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman dan kesimpulan tentang siklus air. Hasil karya diorama siklus air masing-masing kelompok dipajang di depan kelas sebagai portofolio. Dengan membuat media diorama siklus air siswa kelas 5 SD Negeri 4 Sulursari dapat memahami terjadinya siklus air dan belajar terasa lebih menyenangkan. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved