Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Unnes Memulai Perkuliahan Tatap Muka Terbatas, Sejumlah Mahasiswa Mulai Mencari Informasi Kos

Unnes telah memulai perkuliahan tatap muka terbatas sejak Senin (9/5/2022).

Penulis: amanda rizqyana | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Amanda Rizqyana
Gerbang kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Universitas Negeri Semarang (Unnes) telah memulai perkuliahan tatap muka terbatas sejak Senin (9/5/2022).

Dengan pembatasan kuota peserta tatap muka, perkuliahan tatap muka dilakukan oleh hampir seluruh angkatan dari seluruh program studi (Prodi) maupun jurusan di 8 fakultas di Unnes.

Hal tersebut disampaikan oleh Muhammad Burhanuddin, SS, MA, selaku Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Hubungan Masyarakat (Humas) Unnes.

"Pembatasan perkuliahan tatap muka masih sesuai dengan kuota tatap muka maksimal 50 % tiap rombongan belajar dan harus menaati protokol kesehatan yang diterapkan," urainya.

Perkuliahan tatap muka yang awalnya hanya diprioritaskan untuk angkatan 2021, 2020, dan 2019, kini hampir seluruh angkatan bisa mengakses perkuliahan tatap muka.

Sejumlah dosen pun mulai menerapkan perkuliahan tatap muka penuh untuk kelasnya.

Meskipun masih dalam rangka libur Idulfitri, sejumlah kelas diberlakukan perkuliahan dalam jaringan (daring) untuk sementara.

Hal tersebut disampaikan oleh Rian Febrianto, mahasiswa angkatan 2021 Fakultas Teknik (FT) Unnes mengaku perkuliahan sudah dimulai sejak Senin (9/5/2022).

Sejak Senin pula, perkuliahan dilakukan secara daring.

"Baru kuliah tatap muka besok karena beberapa teman (mahasiswa, red) masih di rumah, belum ke Semarang," ujarnya.

Terkait pemilihan waktu kuliah tatap muka diakuinya merupakan kesepakatan antara dosen dan mahasiswa.

Selama menjadi mahasiswa, Rian mengaku perkuliahan daring membuatnya bisa mengisi waktunya untuk bekerja paruh waktu.

Ia sendiri belum tahu apakah bila perkuliahan sudah sepenuhnya tatap muka akan membuatnya bisa bekerja paruh waktu seperti saat ini.

Kebijakan perkuliahan tatap muka yang berangsur diberlakukan membuat sejumlah mahasiswa mencari informasi tentang kos sebelum memutuskan ke Semarang.

Melalui sosial media Twitter, Instagram, mereka mencari kos sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Kriteria kos yang belakangan menjadi favorit bagi mahasiswa Unnes yang tinggal di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ialah kos kamar mandi dalam berbiaya bulanan.

Besaran anggaran untuk kriteria kos tersebut mulai Rp 500 ribu-Rp 1 juta.

Kriteria kos kamar mandi dalam menjadi kriteria umum yang diminta oleh para mahasiswa.
Hal tersebut dibenarkan oleh Heni Eka Sari, pemilik Eka Sari Kost yang berada di Jalan

Cempakasari Sekaran.

Kost miliknya yang sudah ada hampir 20 tahun ini nyaris kehilangan peminat.

Pasalnya hampir lima tahun ke belakang mahasiswa mencari kos dengan kriteria kamar mandi dalam dan fasilitas AC.

Sementara kos yang ia miliki tidak memiliki fasilitas tersebut sehingga nyaris sepi peminat.

Menjamurnya bisnis kos dengan fasilitas kamar mandi dalam dan fasilitas AC membuat usahanya nyaris sepi.

Diakui olehnya, pemasukan nyaris nol selama dua tahun terakhir.

Terlebih pandemi membuat banyak mahasiswa meminta dispensasi pembayaran kos dengan alasan tidak pernah tinggal di kosan, hanya menitip barang.

Dengan diberlakukannya perkuliahan tatap muka terbatas sejak awal semester genap ini, ia mengaku mendapat angin segar untuk kembali menjalankan roda bisnisnya.

"Untuk bisa menarik minat mahasiswa, kami justru berikan diskon atau potongan harga. Selain itu, periode lalu kami tetapkan pembayaran minimal satu semester. Namun karena beberapa mahasiswa mengaku keberatan harus membayar penuh di muka, kami sesuaikan dengan kemampuan bayar mereka," terangnya.

Wulandari, mahasiswa angkatan 2020 Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes mengaku mencari kos kamar mandi dalam karena ingin memiliki privasi.

"Kalau dari teman-teman bilang mending kamar mandi dalam karena kos kamar mandi luar dan kamar mandi dalam harganya selisih sedikit," ungkapnya.

Ia mengaku anggaran kos dan biaya hidup dari orang tua per bulan sebesar Rp 2 juta.
Dengan anggaran tersebut, Wulan mencari kos dengan biaya per bulan Rp 500 ribu.

Ia mengaku sudah mendapat kos dengan kriteria tersebut di Jalan Pete Sekaran.

Kos yang ia pilih memiliki fasilitas kamar mandi dalam, wifi, dapur, parkir, dan dilengkapi kamera keamanan, tanpa penjaga atau ibu kos sehingga bebas keluar-masuk kos pukul berapapun.

"Itu cuma biaya kos, belum iuran wifi, listrik, sampah-air-jimpitan. Tapi bukan kos baru sih, sudah agak lama. Mungkin kalo kos bangunan baru lebih mahal," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved