Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

4 Sapi di Kota Semarang Positif PMK, Dispertan Lakukan Pengobatan dan Isolasi

Empat sapi tersebut dari kelompok tani (KT) Mekarsari, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Eka Yulianti Fajlin
Dispertan Kota Semarang dan RPH Penggaron mengecek kondisi hewan yang ada di RPH untuk memastikan tidak terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK), Kamis (12/5/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sebanyak empat sapi di Kota Semarang dinyatakan positif terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).

Empat sapi tersebut dari kelompok tani (KT) Mekarsari, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati. 

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur mengungkapkan, hasil uji laboratorium memang menunjukan empat sapi di KT Mekarsari tersebut positif terpapar PMK.

Empat sapi itu mengalami gejala antara lain sariawan di mulut, mengeluarkan air liur banyak atau hypersalivasi, dan bengkak pada tracak.

Tindak lanjut berikutnya, Dispertan Kota Semarang melakukan pengobatan, perawatan, sekaligus isolasi di kandang selama 14 hari. 

Sejauh ini, tercatat ada tujuh hewan ternak di Semarang yang suspect atau diduga terpapar PMK.

Empat diantaranya telah dinyatakan positif. Adapun satu pedhet atau anak sapi telah mati dalam kondisi suspect karena belum keluar hasil uji laboratorium.

Sedangkan, satu kambing di Bubakan, Mijen yang mengalami gejala telah disembelih sebelum petugas mendatangi kandang. 

"Suspect atau kita sebut probable sampai saat ini ada tujuh. Empat sudah positif. Satu sudah mati. Yang di Bubakan Mijen sudah disembelih sebelum kami datang. Mudah-mudahan tidak tambah," urainya Selasa (17/5/2022). 

Dispertan Kota Semarang melakukan sejumlah langkah antisipatif agar kasus PMK tidak meluas.

Pihaknya melakukan biosekuriti atau tindakan pengendalian wabah untuk mencegah penularan PMK pada hewan ternak serta melakukan sterilisasi kandang.

Pihak yang tidak berkepentingan merawat hewan ternak diusahakan tidak masuk ke area kandang agar tidak menyebabkan penularan yang meluas.

Pasalnya, meski penyakit ini tidak menular ke manusia namun manusia bisa sebagai pembawa virus dari hewan satu ke hewan atau melalui penggunaan alat.

Di sisi lain, edukasi terkait penanganan dan pencegahan PMK juga terus dilakukan kepada peternak dan padagang hewan ternak menjelang persiapan Iduladha. 

"Tukang jagal juga sudah dikumpulkan oleh RPH untuk diberi edukasi dengan baik," tambahnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved