Berita Internasional
Metode Pengobatan Rumahan Dipakai Korea Utara untuk Cegah Covid-19: Minum Teh Jahe & Kumur Air Garam
Sementara itu, untuk menekan angka penyebaran Covid-19, media juga merekomendasikan warga melakukan sejumlah metode pengobatan rumahan.
TRIBUNJATENG.COM - Kamis (12/5/2022) lalu, Korea Utara telah melaporkan kasus pertama virus Corona (Covid-19).
Pihak berwenang menindaklanjuti hal itu dengan memobilisasi pasukan termasuk tentara dan kampanye informasi publik mengenai Covid-19.
Wakil Menteri Kesehatan Masyarakat Kim Hyong Hun, dalam sebuah wawancara di televisi pemerintah, mengatakan negara itu telah beralih dari karantina ke sistem perawatan untuk menangani ratusan ribu kasus dugaan "demam" yang dilaporkan setiap hari, Senin (17/5/2022).
Baca juga: Geram dengan Penanganan Covid-19 di Korea Utara, Kim Jong Un Kerahkan Tentara
Penyiar menunjukkan rekaman tim hazmat dan pekerja bermasker membuka jendela, membersihkan meja dan mesin lalu menyemprotkan disinfektan.
Untuk mengobati Covid-19 dan gejalanya, media pemerintah telah mendorong penderita menggunakan obat penghilang rasa sakit dan penurun demam seperti ibuprofen, amoksisilin dan antibiotik lainnya.
Obat-obat tersebut tidak melawan virus tetapi terkadang diresepkan untuk infeksi bakteri sekunder.
Sementara itu, untuk menekan angka penyebaran Covid-19, media juga merekomendasikan warga melakukan sejumlah metode pengobatan rumahan.
Di antaranya berkumur air garam, atau minum teh lonicera japonica atau teh daun willow tiga kali sehari.
"Perawatan tradisional adalah yang terbaik!" seorang wanita mengatakan kepada penyiar negara ketika suaminya menggambarkan bahwa anak-anak mereka berkumur dengan air garam setiap pagi dan malam.
Seorang warga lanjut usia di Pyongyang mengatakan dia telah terbantu oleh teh jahe dan ventilasi kamarnya.
"Saya pertama kali takut dengan Covid, tetapi setelah mengikuti saran dokter dan mendapatkan perawatan yang tepat, ternyata bukan masalah besar," katanya seperti dikutip Channel News Asia.
Adapun upaya pengobatan rumahan tersebut dilakukan karena negara itu belum melakukan kampanye vaksinasi Covid-19 yang dapat mengurangi penyebaran virus dan meringankan penyakit.
Kurangnya Pemahaman
Kantor berita negara, KCNA, melaporkan 392.920 lebih banyak kasus demam dan delapan kematian lagi pada hari Minggu.
KCNA mengatakan penghitungan kumulatif dari yang dilanda demam mencapai 1.213.550, dengan 50 kematian.