Berita Pendidikan
Inilah 12 Juara Festival Guru Transformatif, Sisihkan 175 Peserta se Jateng dan DIY
Berikut ini adalah 12 juara dari jenjang sekolah dasar hingga SMP dan SMA. Mereka adalah juara di jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Penulis: amanda rizqyana | Editor: Catur waskito Edy
Kartono menegaskan FGT bukanlah kompetisi, melainkan sebuah perayaan atas ilmu dan pengabdian para guru berdedikasi.
"Banyak sekali guru yang mendaftar festival ini, mereka berasal dari berbagai daerah seperti Tegal, Slawi, Semarang, Kendal, Banyumas, Banjarnegara, Yogyakarta, Wonogiri, Surakarta, Karanganyar, Sukoharjo, hingga Yogyakarta," ujarnya.
Terkait peserta yang memberi kesan, Kartono menceritakan upaya guru SLB yang mengajarkan siswa tunagrahita guna memandirikan siswa.Dengan menciptakan media pembelajaran gambar untuk siswa saat memberi pelajaran maupun memberi perintah siswa.
"Saya pikir ini transformasi si guru yang sabar. Siswa yang awalnya bergantung malah jadi mandiri. Dan guru ini jadi finalis," ujarnya
Selain itu, kata dia, ada juga guru transformatif dari Banjarnegara yang menciptakan aplikasi pembelajaran yang tetap bisa digunakan meski dalam keadaan luar jaringan (luring).
Keterbatasan daerah yang kesulitan sinyal, tidak terjangkau jaringan tanpa kabel, dan berada di puncak gunung, jauh dari fasilitas dan kenyamanan belajar di perkotaan.
Terlebih saat pandemi virus corona sekarang di mana pembelajaran dalam jaringan (daring) merupakan suatu kewajiban bagi guru dan siswa.
"Dengan keterbatasan tersebut, guru yang berada di daerah ini bisa menemukan solusi dan menciptakan aplikasi yang bisa digunakan siswa saat tidak memiliki sinyal atau kuota," tambah Kartono.
Rektor Unika Soegijapranata Dr. Ferdinandus Hindiarto, S.Psi., M.Si., menegaskan bahwa generasi muda yang berkualitas ditentukan dari pendidikan yang ada.
Melalui FGT ia berharap Unika Soegiapranata bisa turut andil menghadirkan pendidikan yang baik. Sebab guru merupakan pelaku dalam pembentukan generasi muda
"Dengan adanya Festival Guru Transformatif ini kita berharap para guru tak hanya kreatif tapi juga mampu mengubah pendidikan dan masyarakat," ujar Ferdinand.
Ia menyebut pendidikan digarap bersama dengan dukungan ABG, akronim dari Academics atau akademisi, Business atau dunia usaha, dan Government atau pemerintah.
Dalam FGT ini, Unika telah mengolaborasikan dunia pendidikan, dunia usaha, dan berharap pemerintah tertarik untuk mendukung program.
"Kalau tiga tiganya ini bersinergi maka hasilnya akan baik dan bagus," ucap Dr. Ferdinandus.
FGT sendiri merupakan gelaran dua tahunan yang sudah diselenggarakan Unika sejak beberapa tahun lalu dan sempat absen di 2020.