Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Menumbuhkan Semangat Belajar dengan Model Pembelajaran Penemuan

Dengan semangat yang kuat akan membuat siswa mudah dalam menerima materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh bapak ibu guru di sekolah.

Editor: abduh imanulhaq
IST
Ali Akhrom SPd, Guru SMPN 2 Wonokerto Kab Pekalongan 

Oleh: Ali Akhrom SPd, Guru SMPN 2 Wonokerto Kab Pekalongan

SEMANGAT belajar siswa dalam proses pembelajaran sangat diharapkan. Karena dengan semangat yang kuat akan membuat siswa mudah dalam menerima materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh bapak ibu guru di sekolah. Sekolah merupakan upaya menyampaikan pengetahuan kepada siswa dan menyiapkan menjadi warga yang baik dan berkompeten, serta berkarakter. Pembelajaran yang baik harus didukung interaksi yang baik antara siswa dengan  komponen pembelajaran untuk mencapai hasil yang memuaskan.

Menurut Sanjaya (2006:128), menyatakan bahwa model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) adalah pembelajaran yang mana bahan pelajarannya dicari serta ditemukan sendiri oleh peserta didik lewat berbagai aktivitas, sehingga dalam pembelajaran ini guru lebih kepada fasilitator dan pembimbing bagio peserta didik. Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) anak telah diberikan guru kepada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wonokerto Kabupaten Pekalongan.

Namun gambar yang ada menunjukkan bahwa secara klasikal, hasilnya belum mencapai rata-rata atau belum memuaskan. Kondisi ini disebabkan kenyataan bahwa pendekatan pembelajaran IPS yang digunakan guru masih bercirikan pendekatan struktural dengan metode ceramah, sehingga siswa kurang mampu mengungkapkan kembali. Atas dasar kenyataan lapangan tersebut maka perlu diterapkan sebuah model pembelajaran yang bisa meningkatkan keberhasilan siswa dalam pembelajaran penemuan yaitu model pembelajaran

Sund dalam Roestiyah (2012:20) mengatakan bahwa, Discovery adalah proses mental dimana siswa mampu memadukan suatu konsep maupun prinsip. Proses mental tersebut diantaranya mencakup kegiatan: mengamati, mencerna, mengerti, mengelompokkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan lain-lain.

Dalam mengaplikasikan model Discovery Learning di kelas, ada beberapa sintaks yang harus dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, secara umum tergambar sebagai berikut : Pertama, Pemberian Rangsangan (Stimulation), Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Kedua, Identifikasi Masalah (Problem Statement), setelah melakukan stimulasi langkah selanjujtnya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran.

Ketiga, Pengumpulan Data (Data Collection), tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan memberi kesempatan siswa mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Keempat,  Pengolahan Data (Data Processing), pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

Kelima,  Pembuktian (Verification), pada tahap ini siswa memeriksa secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data yang telah diolah.Keenam, Menarik Kesimpulan atau Generalisasi (Generalization), tahap generalisasi adalah proses menarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

Dengan model pembelajaran ini, khususnya pada materi keunggulan dan keterbatasan antarruang serta pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi, sosial, budaya di Indonesia, siswa diupayakan untuk aktif secara langsung.  Sehingga pembelajaran tidak membosankan dan siwa akan lebih kreatif dan bervariasi dalam memecahkan persoalan khususnya tentang materi di atas. Harapannya agar lebih menarik minat siswa dalam kegiatan pembelajaran. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved