Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Peneliti Sebut Batu Alien yang Ditemukan di Mesir pada 1996 Berasal dari Supernova Langka

Batu luar angkasa yang digali di Gurun Sahara berasal dari salah satu jenis ledakan kosmik yang paling terang.

Kompas.com/Istimewa
Batu Hypatia ((Image credit: Romano Serra)) 

TRIBUNJATENG.COM - Batu luar angkasa yang digali di Gurun Sahara berasal dari salah satu jenis ledakan kosmik yang paling terang.

Sebuah studi mengungkap hal tersebut.

Temuan ini pun bisa menjadi bukti pertama untuk jenis supernova langka yang ditemukan di Bumi.

Baca juga: Ditemukan Patung Dewi Kuno Kanaan Berusia 4.500 Tahun Lebih Ditemukan di Jalur Gaza

Seperti dikutip dari Live Science, Minggu (22/5/2022) komposisi kimia batu yang diberi nama Hypatia menunjukkan, bahwa batu yang pertama kali ditemukan di Mesir tahun 1996 itu mengandung debu dan gas yang pernah mengelilingi jenis supernova yang sangat besar.

Supernova sendiri merupakan ledakan spektakuler dari bintang yang sekarat.

Peneliti sendiri berpendapat bahwa Hypatia berasal dari supernova tipe Ia.

Supernova tipe Ia biasanya terjadi di dalam awan debu di mana katai putih berbagi orbit dengan bintang yang lebih besar dan lebih muda yang masih memiliki bahan bakar untuk dibakar.

Katai putih yang lebih kecil dan lebih padat kemudian menggunakan tarikan gravitasinya yang sangat besar untuk mengambil sebagian bahan bakar bintang yang lebih muda, mengkonsumsinya tanpa henti.

Tindakan kanibalisme kosmik ini akhirnya berakhir dengan kehancuran.

Ledakan supernova yang sangat besar itu melemparkan isi kedua bintang.

Dalam kasus batu Hypatia, campuran debu dan gas kemungkinan besar melayang di ruang angkasa selama miliaran tahun.

Campuran kemudian memadat menjadi batu besar dan saat meluncur ke Bumi kemudian pecah berkeping-keping.

Lalu bagaimana peneliti mengetahui dari mana batu itu berasal?

Dalam studi ini, peneliti melakukan analisis kimia dari sampel kecil batu Hypatia menggunakan teknik non destruktif.

Hasilnya, peneliti menemukan bahwa batu memiliki jumlah silikon, kromium, dan mangan yang luar biasa rendah.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved