Berita Semarang
Peta Rob dan Peta Amblesan Diteliti, 3 Calon Guru Besar FT Undip Presentasi Makalah Ilmiah
Tiga Calon Guru Besar FT Undip presentasi makalah ilmiah yang digelar Senat Akademik.
Penulis: amanda rizqyana | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tiga Calon Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Diponegoro melaksanakan presentasi makalah ilmiah yang diselenggarakan oleh Senat Akademik (SA) Universitas Diponegoro pada Rabu (25/5/2022).
Para calon guru besar tersebut antara lain Dr Ir Windu Partono, MSc, dari Departemen Teknik Sipil, Dr Ir R. Siti Rukayah, MT dari Departemen Teknik Arsitektur, dan Ir Mochamad Arief Budihardjo, ST, MEng.Sc, PhD, IPM, dari Departemen Teknik Lingkungan.
Dalam presentasinya, Dr Ir Windu Partono, MSc, menyampaikan makalah berjudul 'Mengembangan Peta Mikrozonasi Gempa sebagai Upaya Identifikasi Wilayah Rawan Gempa'.
Pengembangan atau pembuatan Peta Mikrozonasi Gempa Kota Semarang sangat diperlukan sehubungan dengan keberadaan lima sumber gempa sesar dangkal yang berdekatan dengan Kota Semarang. Kelima sumber gempa tersebut adalah Sesar Weleri, Sesar Semarang, Sesar Demak, Sesar Purwodadi, dan Sesar Rawapening.
Pengalaman tiga peristiwa gempa Yogyakarta 6,3 Magnitudo Momen tahun 2006, Pidie Jaya Aceh 6,5 Magnitudo Momen tahun 2016, dan Palu 7,4 Magnitudo Momen tahun 2018 memberikan pelajaran tentang pentingnya mengkaji potensi bahaya gempa akibat sumber gempa yang terdapat di daratan.
Jumlah korban dan kehancuran infrastruktur akibat ketiga peristiwa gempa tersebut menunjukkan gempa dengan kekuatan sedang dengan episenter di daratan berpotensi merusak dan menyebabkan kurban yang cukup besar.
“Kajian terhadap potensi bahaya gempa Kota Semarang, dalam bentuk Peta Mikrozonasi Gempa, dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat guncangan yang diprediksi akan dialami diseluruh wilayah akibat skenario gempa dari kelima sumber gempa tersebut dengan guncangan tanah yang direncanakan akan diterima Kota Semarang menurut peraturan gempa Indonesia (SNI 1726)," urai Dr Windu berdasarkan rilis yang diterima Tribunjateng.com.
Ia menambahkan, jika prediksi guncangan pada satu wilayah akibat satu skenario gempa lebih besar dari perkiraan guncangan menurut peraturan gempa, maka potensi bahaya gempa pada wilayah tersebut cukup besar.
Hasil kajian t

erhadap dua sumber gempa terdekat Sesar Semarang dan Sesar Demak menunjukkan semua bangunan yang dibangun menggunakan SNI 1726:2019 diprediksi akan kuat menahan guncangan akibat skenario kedua sumber gempa tersebut dengan kekuatan mencapai 6,5 Magnitudo Momen.
Sementara pada kesempatannya Dr Ir R Siti Rukayah MT membawakan materi tentang 'Arsitektur Heritage dan Kota Bersejarah di Pesisir Pantai sebagai Alat Prediksi Kota yang akan Tenggelam'.
"Kota-kota bersejarah di pesisir Utara Jawa telah ada dan tergambarkan pada peta abad 15. Jejak kota bersejarah dan bangunan kuno pada kota tersebut telah memberikan informasi penting tentang perubahan garis pantai dan laju amblesan tanah yang telah terjadi," ujarnya.
Dr Siti Rukayah menyatakan keberlanjutan riset ini akan melengkapi peta amblesan dan peta rob serta prediksi kota-kota pesisir yang akan tenggelam.
Arsitektur dan kota bersejarah di pesisir sedang menghadapi bencana amblesan tanah.
Lebih lanjut ia mengatakan hasil riset ini menjadi penting sebagai tindakan mitigasi bangunan terhadap bencana rob atau banjir laut serta sebagai upaya perlindungan kawasan bersejarah sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.
Hasil penelitian berguna sebagai pelengkap kegiatan pemetaan pengukuran lahan oleh ahli teknik sipil, geodesi dan geologi.
Sebagai temuan adalah perlunya model konservasi kawasan dan bangunan kuno yang mengalami fenomena rob dan penurunan tanah.