Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Solo

Anaknya Tewas Diduga Dianiaya Senior saat Bertugas di Papua, Ibu di Solo Ini Ungkap Kondisi Jenazah

Anaknya bernama Sertu Marctyan Bayu Pratama meninggal saat bertugas di Timika, Papua.

Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Muhammad Sholekan
Sri Rejeki (kiri) bersama dengan kuasa hukumnya, Asri Purwanti (tengah) menunjukan surat permohonan menuntut keadilan terkait kasus tewasnya putra kandungnya yang diduga dianiaya oknum senior, Kamis (2/6/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Seorang ibu asal Solo bernama Sri Rejeki (50) menuntut keadilan atas kematian putranya.

Ya, anaknya bernama Sertu Marctyan Bayu Pratama meninggal saat bertugas di Timika, Papua.

"Enam bulan lalu, meninggal dunia. Saya minta outopsi ulang. Tapi petugas justru hanya memberikan janji akan diberi hasil outopsi," ungkapnya dalam jumpa pers di RM Bunga Padi, Solo, Kamis (2/6/2022).

Sri Rejeki menuturkan, dua hari sebelum peristiwa tragis yang menimpa putranya, dia masih sempat menghubungi melalui video call.

Baca juga: Viral Truk Muatan Paku Bumi Nyasar di Tengah Hutan Batang, Sopir Ngaku Dikawal Cewek Jam 2 Malam

Baca juga: Viral Nakes Wanita Pasang Kateter Pasien Pria, Kini Berbuntut Panjang, Ternyata Mahasiswi Praktik

Dalam perbincangan itu, ungkap Sri, korban nampak sehat tidak kurang satu pun.

Namun, setelah itu justru dikabarkan meninggal dunia.

Berkait dengan langkah Sri Rejeki (50 tahun), yang menuntut keadilan atas kematian anggota TNI Sersan Satu (Sertu) Marctyan Bayu Pratama, putranya yang meninggal saat bertugas di Timika, Papua, Tribun Network telah berupaya memintai konfirmasi kepada pemangku kepentingan.

Tribunnews.com juga telah mencoba meminta tanggapan terkait berita tersebut kepada Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Prantara Santosa melalui pesan WhatsApp di nomor 0812852xxxxx pada Kamis (2/6/2022) pukul 16.59 WIB.

Meski pesan tersebut telah terkirim, namun demikian belum diketahui perihal sudah atau belumnya pesan tersebut dibaca.

Wartawan Tribun Network telah meminta tanggapan Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Tatang Subarna melalui pesan WhatsApp di nomor 0822381xxxxx pada Kamis (2/6/2022) pukul 16.59 WIB.

Pesan tersebut telah terkirim, namun demikian belum diketahui perihal sudah atau belum terbaca pesan tersebut.

Juga beritikad meminta tanggapan melalui pesan WhatsApp kepada Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa di nomor 0813869xxxxx pada Jumat (3/6/2022) pukul 15.50 WIB.

Pesan juga telah terbaca dengan tanda dua centang biru. Namun Panglima TNI tidak menjawab.

Selain itu, Tribunnews.com juga telah mencoba meminta tanggapan kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman melalui pesan WhatsApp di nomor 0812231xxxxx, Jumat (3/6/2022) pukul 15.52 WIB.

Meski pesan tersebut telah terkirim, tanda centang dua, belum diketahui perihal apakah Jenderal Dudung membaca atau tidak membaca pesan tersebut.

Prosesi Pemakaman

Saat prosesi pemakaman, Sri juga melihat jasad putranya tersebut.

Namun, sempat dihalangi.

Setelah berhasil mendapat izin, dirinya kaget melihat jenazah putranya yang penuh luka lebam.

Melihat itu, dirinya curiga.

Ditambah, hasil outopsi belum diterima hingga saat ini.

Dia menduga, kematian putranya tidak wajar.

Sri Rejeki (kiri) bersama dengan kuasa hukumnya, Asri Purwanti (tengah) menunjukan surat permohonan menuntut keadilan terkait kasus tewasnya putra kandungnya yang diduga dianiaya oknum senior, Kamis (2/6/2022).
Sri Rejeki (kiri) bersama dengan kuasa hukumnya, Asri Purwanti (tengah) menunjukkan surat permohonan menuntut keadilan terkait kasus tewasnya putra kandungnya yang diduga dianiaya oknum senior, Kamis (2/6/2022). (TribunJateng.com/Muhammad Sholekan)

Sri lalu mencari informasi perihal nasib tragis yang menimpa putranya itu.

Hingga akhirnya, dia mendapat informasi, putranya tewas lantaran dianiaya dua oknum seniornya di Timika.

Hal itu, di luar sepengetahuan satuannya.

"Kalau kabarnya, oknum itu berpangkat letnan. Kasus ditangani otmil (otoritas militer, red) Jayapura. Namun tanggal 25 Mei lalu, kabarnya diserahkan ke Pengadilan Militer di Jakarta," jelasnya.

Tapi, dia heran justru belum ada tindakan serius terhadap kedua oknum tersebut.

Sri mengetahui hal itu, setelah melihat unggahan salah seorang oknum yang ada di salah satu media sosial.

Dia menuturkan, menurut salah satu petugas kepala kantor hukum tempat oknum ini bertugas, mereka dalam pengawasan.

"Padahal anak saya diperlakukan oknum ini dengan sadis hingga meninggal dunia," jelasnya.

Disinggung dugaan motif penganiayaan, Sri mengaku, dirinya tak mengetahui secara jelas.

Namun, sepengetahuannya anaknya memiliki masalah utang senilai Rp 100 juta terhadap sesama prajurit.

Namun, sudah diselesaikan dan dikuatkan dengan bukti transfer.

"Namun, apakah itu yang jadi pokok permasalahannya. Saya juga tidak tahu persisnya," ungkapnya.

Sementara itu, kuasa hukum Sri Rejeki, Asri Purwanti mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Komnas HAM tanggal 19 Mei 2022 lalu.

Selain itu, dia juga telah berkirim surat kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

Asri menuturkan, ada beberapa permohonannya yakni pemecatan dari dinas militer terhadap oknum itu.

Karena memiliki sifat sadistis dan membahayakan tata kehidupan militer.

Asri menjelaskan, oknum tersebut masih bebas tidak ditahan.

Ini jelas berbeda perlakuannya terhadap korban yang hanya berpangkat Sertu.

Padahal ia meyakini kekerasan diterima korban cukup lama karena beberapa komunikasi dengan ibunya mengeluh ingin menyudahi bertugas.

"Kami mohon keadilan terkait kasus ini," tandasnya.

Hingga saat ini, lanjut Asri, belum ada kejelasan terkai kasus tersebut.

Bahkan, untuk itikat baik dari oknum yang bersangkutan.

"Apalagi, korban ini juga memiliki istri dan anak. Bagaimana masa depan mereka? Kami mohon keadilan yang seadil-adilnya," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved